Si Pengganggu Di Nomor Satu

Si Pengganggu Di Nomor Satu

Man City 0 vs Wolverhampton 0 (Adu Tendangan Penalti: 4-1) MANCHESTER – Claudio Bravo tak mau kalah dari Ederson Moraes. Belum genap sepekan setelah Ederson memikat Pep Guardiola lewat tepisan penalti pertamanya di Manchester City dari eksekusi Dries Mertens (18/10). Maka, Rabu dini hari kemarin WIB (25/10), ganti Bravo yang unjuk gigi di Etihad, Manchester. Ya dua kali bloknya menyelamatkan muka City ketika menjamu klub kasta kedua Liga Inggris Wolverhampton Wanderers dalam putaran keempat Piala Liga kemarin. Sepakan Alfred N'Diaye dan Conor Coady mampu dia baca arahnya. Meski, baru kali ini dia menghadapi adu penalti ketika bermain di klub. Beda Bravo saat mengawal gawang timnas Cile yang 100 persen rekornya menghadapi adu penalti tiga tahun terakhir. Bukan hanya pertama bagi Bravo. Begitu pula bagi City. Sebab ini kali pertama dalam 15 tahun Wolves mampu memaksa City menuntaskan laga kandangnya dari adu penalti di semua ajang. Aksi Bravo itu mengantar City memenangi laga dengan 4-1. Kiper berusia 34 tahun itu hanya kebobolan sekali dari Leo Bonatini, eksekutor pertama Wolves. ''Perasaan campur aduk karena ini laga yang tidak semestinya kami jalani,'' ungkap Bravo pada penerjemahnya, dalam wawancaranya dengan Sky Sports. Bukan hanya dua kali tepisan pentingnya itu. Sepanjang laga, statistik ESPN menyebut Bravo melakukan lima kali penyelamatan. Jumlah terbanyaknya dari dua kali dia dimainkan di City musim ini. Ini jadi kali kedua Bravo clean sheet dari dua kali diturunkan, Sebelumnya dia juga clean sheet saat City menghajar Liverpool 5-0 di Premier League (9/9). ''Harusnya mereka bisa menjebol gawang saya. Beruntungnya saya dapat mengatasinya, dan menyudahinya dari adu tendangan penalti ini,'' lanjut kiper yang ditarik Guardiola dari eks klubnya, Barcelona, musim panas 2016 silam itu. Overall, musim ini dia baru kebobolan sebiji gol ketika putaran ketiga Piala Liga melawan West Brom (21/9). Per laganya, Bravo rata-rata kebobolan 0,33 gol. Tidak jauh berbeda dari Ederson, yang per laganya rasio kebobolannya 0,41 gol. Nah, ini yang menjadi perhatian Guardiola. Terlebih, musim ini dia hanya bermodal dua kiper untuk bermain di empat ajang, Premier League, Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Ederson yang menjadi prioritas pertama tampil di Premier League dan Liga Champions. Bravo? Dia hanya jadi pengganti Ederson. Mainnya melawan Liverpool pun karena Ederson di babak pertama mengalami cedera di wajahnya setelah diterjang Sadio Mane. Tugas utama bagi Bravo hanya di Piala Liga. City musim panas lalu sudah meminjamkan kedua kipernya. Joe Hart ke West Ham, dan Angus Gunn “disekolahkan” di Norwich City. Dilansir situs resmi klub, Guardiola pun memuji El Condor Chico, julukan Bravo. ''Dalam momen-momen yang spesial, Claudio selalu bermain luar biasa,'' puji Guardiola. ''Dia jadi penentu ketika pemain lawan dalam posisi one on one dengannya. Lalu, begitu dalam adu penalti, dia adalah orang yang paling cocok berdiri di bawah mistar,'' tambah pelatih yang musim lalu hanya mengantarkan The Citizens mencapai putaran keempat Piala Liga. Saat musim lalu juga Bravo susah mendapat tempat di hati Guardiola. Bahkan, 16 gol dari 34 gol kebobolan Bravo musim lalu hanya terjadi dari 24 shots on goal! Bravo pun masih jadi pilihan kedua di bawah Willy Caballero. Status yang tak jauh beda dengan musim ini. Guardiola pun menyebut aksi Bravo ini bagus untuk tim. ''Juga bagi dirinya. Sebab, ini membuka kompetisi (di posisi nomor satu) dengan berbagai alasan yang spesialnya,'' sebut Guardiola. .(ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: