Satu Langkah Lagi Marc Marquez Juara

Satu Langkah Lagi Marc Marquez Juara

Marquez Unggul 33 Poin PHILLIP ISLAND - Tidak ada lagi rintangan besar yang bakal menghadang Marc Marquez merebut gelar juara dunia MotoGP untuk keempat kalinya. Kemenangan di GP Australia, ditambah kesalahan besar yang dilakukan rivalnya Andrea Dovizioso (Ducati), membuat jarak poin antara keduanya kembali melebar menjadi 33 poin. Kini, satu kaki Marquez sudah berada di tangga juara dunia MotoGP 2017. GP Australia sukses menyuguhkan pertarungan paling sengit yang pernah terjadi sepanjang musim ini. Dalam perang perebutan podium teratas yang melibatkan hingga enam rider tersebut, sangat disayangkan Dovizioso tidak ada di antara mereka. Kesalahan kecil di lap pertama merusak balapan rider Italia itu sekaligus menghancurkan asanya merebut juara dunia MotoGP dari tangan Marquez.  Tanda-tanda bahwa tim Dovi tak siap untuk peperangan besar di Philip Island sudah tampak sejak balapan belum dimulai. Hanya berselang sebelum start, tampak seorang kru Ducati berlari membopong ban baru keluar dari garasi menuju grid. Sejurus kemudian beberapa mekanik tampak mengganti ban belakang motor Dovi yang sudah terparkir di grid. Bahkan Dovi sudah duduk di atasnya.  Race Direction memang menyatakan bahwa balapan akan berlangsung dalam kondisi kering.  Ternyata diketahui Dovi mengganti ban belakang dari soft menjadi medium. Tentu, tujuannya agar Dovi bisa bertarung habis-habisan hingga lap terakhir. Apalagi rider 31 tahun itu harus memulai balapan dari posisi 11. Sementara Marquez dari pole position. Semua rider top di barisan depan memasang kombinasi ban medium-soft.  Hanya Valentino Rossi (Movistar Yamaha) yang menggunakan medium-medium dan Johann Zarco (Tech3 Yamaha) yang sudah berniat bertarung super agresif menggunakan ban soft-soft. Start dimulai,  baru satu lap dilalui motor Dovi melebar keluar tikungan 1 di lap kedua. Terlambat mengerem dan temperatur ban yang belum ideal menjadi penyebab insiden tersebut. Beruntung dia tidak kehilangan kendali atas motornya dan kembali ke lintasan.  Namun akibat insiden tersebut posisi Dovi anjlok ke urutan 20. Sejak saat itu Dovi harus berjuang mendapatkan kembali posisinya. Dari sana tampak bahwa sejatinya Dovi punya pace untuk bertarung merebut podium. Karena belum sampai memasuki paro kedua balapan dia sudah berada di posisi 12. Usahanya merangsek ke depan diganjal rekan satu tim Marquez Daniel Pedrosa di posisi 11. Hingga akhir lomba Pedrosa mampu menahan laju Dovi dan bahkan menyalipnya di lap terakhir. Dovi finis di posisi 13. Jarak poin yang sebelumnya hanya 11 kini membentang menjadi 33 poin. Secara matematika Marquez belum bisa merayakan gelar juaranya karena masih tersisa dua seri lagi. Tapi di seri berikutnya di Malaysia, pesta itu bisa digelar. Marquez hanya butuh finis di posiao tujuh untuk merengkuh gelar juara MotoGP keempatnya dan gelar juara dunia keenamnya di semua kelas. Meski mengakui kesalahan di lap kedua berdampak pada hasil akhir, namun Dovi menyebut kelemahan motornya menjadi faktor lebih lebih. Menurutnya, Sirkuit Phillip Island membutuhkan motor yang gampang diajak menikung. ''Ini mengonfirmasi bahwa kami tetap memiliki keterbatasan itu,'' ujarnya. Hasil buruk tersebut sangat memukul Ducati. Bahkan Twitter resmi Ducati yang biasanya ramai dengan cuitan menjadi sepi. Meski begitu, Dovi menolak menyerah dengan situasi saat ini. Dia berjanji akan tetap bertarung hingga seri terakhir di Valencia. ''Masih ada dua seri lagi dan semuanya masih bisa terjadi,'' tukasnya. Sang kampiun, Marquez mengakui keunggulan 33 poin lebih berarti ketimbang menjuarai GP Australia. Kini, dia hanya perlu tetap tenang dan menghindari kesalahan. ''Itu mengapa saya meminta timku tak memberitahuku posisi Andrea (Dovizioso) di papan pit (pitboard). Terkadang terlalu banyak informasi hanya memperumit suasana,'' jelasnya. Karena itu, di GP Australia kemarin, terlihat Marquez beberapa kali menengok ke belakang di tikungan lambat (T4) untuk mengetahui posisi Dovi. Balapan GP Australia juga mengonfirmasi bahwa Valentino Rossi belum habis. Dia mempertontonkan skill bertarungnya menghadapi serombangan rider-rider muda yang membalap sangat agresif. Bahkan dia mampu finis di depan rekan satu timnya sendiri yang tampil cepat, Maverick Vinales. ''Untuk melawan rider-rider agresif yang membalap dengan gila itu, saya harus lebih gila dari mereka,'' ucapnya yang finis runner up kemarin. Saking sengitnya duel antara enam pembalap terdepan, baju balap Rossi koyak karena tergores ban depan Marquez. Begitu juga ekor belakang motor Marquez yang sempat ditabrak Johann Zarco. ''Sejak banyak rider Moto2 yang naik ke MotoGP gaya balap mereka menjadi sangat agresif. Tapi itulah bagian dari permainan. Jika tidak ingin bermain seperti ini, mending tinggal saja di rumah,'' ujarnya. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: