Kuncinya Jagoan Ducati Santai dan Tenang

Kuncinya Jagoan Ducati Santai dan Tenang

MOTEGI - Satu kunci ketangguhan jagoan Ducati Andrea Dovizioso menjadi lawan berat Marc Marquez dalam perebutan gelar juara MotoGP tahun ini adalah mentalitasnya saat menghadapi tekanan. Rider Italia itu mengaku berada dalam “situasi aneh” yang justru membuatnya selalu “santai” saat harus berduel sengit dengan sang rival. Seperti yang terjadi di Motegi, dua hari lalu. Dengan sangat tenang, Dovi menerapkan strategi menyerang di lap dan tikungan terakhir. Strategi sama persis yang pernah dilakukannya di MotoGP Austria. Hasilnya sama. Semua strategi berhasil dengan gilang gemilang. Terakhir, Ducati merengkuh gelar juara dunia MotoGP pada 2007 silam bersama Casey Stoner. Setelah selama bertahun-tahun tak sanggup menandingi kedigdayaan Honda dan Yamaha, pabrikan Italia dan setiap rider yang menunggangi Desmosedici selalu diposisikan sebagai underdog. Fakta inilah yang menurut Dovizioso membuatnya tanpa beban ketika menghadapi Marquez. ''Kalau kami berhasil juara itu sesuatu yang luar biasa. Tapi kalaupun kami tidak juara, kami sudah menunjukkan kerja hebat sepanjang musim ini,'' ucap rider 32 tahun tersebut dilansir Motorsport. Dovi tidak pernah merasa dirinya dan timnya menjadi favorit juara. Karena itu di setiap pekannya, para mekanik, teknisi, dan semua kru di dalam tim bekerja dalam suasana “santai” tanpa tekanan. ''Ya, kami memang berada dalam “situasi yang aneh”,'' lanjutnya. ''Tidak banyak strategi yang dibahas dalam tim. Untuk bersaing berebut juara, kami harus selalu cepat di balapan tersisa, itu saja,'' tandasnya. Dengan tetap santai dan tenang, ternyata membantu tim untuk bekerja dengan baik. Hanya mengambil risiko di saat-saat yang diperlukan. Hal itu menjadi penting, lantaran di MotoGP saat ini detail-detail kecil akan sangat berdampak besar di setiap balapan. ''Semuanya bisa terjadi. Tapi dalam kondisi apapun saya tetap santai. Saya selalu bersantai sebelum akhir pekan. Saya akan terus seperti ini,'' jelasnya. Akhir pekan ini, ketika balapan tiba di Austrila, Dovizioso paham betul bahwa sirkuit tersebut akan menguntungkan Honda dan Marquez. Namun setelah lima kemenangan yang diraih musim ini, mantan rider Repsol Honda seperti sudah mengerti cara mengalahkan rivalnya itu. ''Akan menjadi balapan sulit, karena di tikungan panjang ke kiri Marc selalu lebih unggul. Itu adalah spesialisasinya, bukan kami. Tapi tahun lalu kami mendapatkan hasil bagus di sana (finis keempat) kurang dari 10 detik di belakang Cal (Crutchlow LCR Honda, juara GP Australia 2016). Sementara tahun ini kami lebih kompetitif,'' yakinnya. (cak/ady)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: