Juventus vs Dinamo Zagreb, Tradisi Harus Datang Lagi

Juventus vs Dinamo Zagreb, Tradisi Harus Datang Lagi

TURIN – Lolos ke babak 16 Besar Liga Champions? Juventus sudah menjejaknya sejak matchday ke-5 dua pekan lalu WIB. Akan tetapi, dengan status sebagai apa Si Nyonya Tua bakal melenggang dari fase grup H ini, bentrok dengan Dinamo Zagreb di Juventus Stadium, Turin, dini hari nanti WIB yang dapat jadi penentunya. Di atas kertas, Juventus tidak kesulitan mengalahkan Zagreb. Lupakan status kandang, lawan di laga ini adalah klub paling lemah. Bukan hanya di Grup H, begitu juga di antara seluruh kontestan fase grup Liga Champions musim ini. Zero kemenangan, zero gol, dan kebobolan 13 gol. ''Kami harus tetap menghadapinya (Zagreb) dengan penuh hormat,'' sebut bek Patrice Evra dalam situs resmi klub. ''Rabu malam nanti (waktu setempat) kami harus bermain layaknya kami saat melawan Atalanta kemarin (4/12). Menjejak rumput di kandang sendiri, dengan tujuan memenangi laga untuk pendukung kami,'' lanjut bek kiri berusia 35 tahun itu. Evra termasuk pemain yang harus bekerja keras supaya pada laga nanti tidak ada keajaiban. Juventus kebobolan, atau bahkan gagal menang dari mantan klub Marko Pjaca itu. Itu karena di laga ini anak asuhan Massimiliano Allegri itu tidak diperkuat beberapa pemain belakangnya. Leonardo Bonucci cedera, begitu juga dengan Dani Alves. Meski sempat bermain back four saat menang 3-1 atas Atalanta lalu, situs Tuttojuve menyebut Allegri tetap bermain dengan tiga bek. Pilihan pertamanya kemungkinan Evra, Giorgio Chiellini, dan Medhi Benatia. Sedangkan Alex Sandro digeser lebih sebagai wing back bersama dengan Juan Cuadrado. Yang membedakan, Cuadrado yang lemah dalam kontribusi bertahan tidak akan sampai ke belakang untuk meng-cover pertahanan di saat mendapat tekanan dari Josip Pivaric dkk. ''Jangan sampai salah langkah. Sedikit saja salah, maka itu akan beresiko kebobolan,'' tuturnya. Seperti diketahui, pertahanan Juventus terbaik ketiga di fase grup Liga Champions ini. Dua kali bobol hanya kalah dari Leicester City dan Atletico Madrid yang sama-sama baru sekali kebobolan. Terutama jika yang dihadapinya hanya klub paling minim kreativitas ketiga. Ya, statistik mencatat skuad besutan Ivaylo Petev itu terendah percobaan tembakan ke gawang lawan. Rata-rata hanya 6,6 shots per game yang mereka buat. Sama seperti yang dicatatkan Ludogorets Razgard, dan lebih baik dari FC Rostov (5,4 shots per laga). Dengan seperti itu, ambisi Juventus untuk lolos fase grup sebagai juara grup pun terbuka lebar. (ren/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: