Acungkan Gas Air Mata Karena Selebrasi
Dalam sebuah pertandingan olahraga, petugas keamanan bakal bertindak jika saja terjadi kerusuhan. Namun, apa bolah bertindak jika fans hanya bergembira karena timnya mencetak gol? Seperti yang terjadi pada leg kedua 16 Besar Liga Champions dimana Paris Saint-Germain menjamu Chelsea dinihari kemarin. Adalah fans Chelsea dengan akun Youtube dengan nama marix14 yang mengunggah video berdurasi 50 detik tersebut. Saat itu, suporter Chelsea begitu kegirangan dan melompat-lompat ketika John-Obi Mikel mencetak gol penyama kedudukan di menit 46 setelah menyambut umpan Diego Costa. Namun, kegembiraan itu langsung berhenti setelah seorang polisi berpakaian lengkap datang sambil mengacungkan botol putih berukuran sekitar 500 ml dengan semprotan diatasnya. Dia langsung menyuruh para fans Chelsea untuk duduk sembari terus mengacungkan botol yang diklaim berisi gas air mata itu. Video ini pun kemudian menjadi viral di dunia maya serta menuai komentar dari netizen, yang kebanyakan menyayangkan tindakan polisi karena dinilai terlalu berlebihan. ”Bagus sekali kamu bisa merekam aksi yang tidak perlu itu. Padahal ini hanyalah sebuah event olahraga,” ujar akun Youtube bernama Shandy Warrior yang mengomentari video marix14. Kepolisian Paris pun langsung membantah bahwa mereka sedang melakukan tindakan kekerasan. Dilansir Sky Sports, pihak keamanan stadion hanyalah berusaha memastikan bahwa teror Paris, yang terjadi 13-14 November lalu, tidak akan terulang lagi. ”Serangan tahun lalu begitu mengubah banyak hal,” kata Deputi Chief Executive FFF (PSSI-nya Prancis), Victoriano Melero. ”Kami telah melakukan perubahan program keamanan. Yang kami lakukan hanyalah tinggal menyempurnakannya saja,’ tambahnya. Selain serangan Paris, tindakan polisi tersebut juga dikarenakan fans Chelsea yang dikenal rasis. Publik Kota Mode itu tentu masih ingat pertemuan kedua tim ditempat yang sama pada 17 Februari musim lalu. Saat itu, beberapa fans Chelsea yang akan menonton menghalangi Souleymane Sylla, warga lokal Paris berkulit hitam, yang hendak menaiki kereta Metro. Tidak hanya menghalangi, mereka juga menyanyikan lagu dengan lirik rasialis, seperti ”Kami rasis, kami rasis. Seperti itulah kami!” Dan pada laga kemarin, Sylla pun hadir atas undangan PSG. ”Keluargaku, anakku yang paling kecil, begitu trauma dengan apa yang terjadi. Walau sudah setahun, luka ini masih belum tertutup,” keluhnya seperti dilansir BBC. Walau begitu, Sylla mengatakan bahwa dia siap untuk membuka dialog dengan pendukung The Blues, sebutan Chelsea. ”Bagaimanapun, mereka adalah manusia,” tuturnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: