Agum Gumelar: Spirit Komite Ad Hoc Dan Menpora Sudah Sama
JAKARTA – Komite Ad Hoc Reformasi PSSI optimistis penyelesaian kemelut sepak bola nasional bisa diselesaikan tepat waktu yaitu sebelum Kongres Luar Biasa FIFA digelar di Zurich, Swiss, 26 Februari mendatang. Signal positif itu muncul setelah pertemuan antara Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar melakukan pertemuan terbatas dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Senayan-Jakarta, kemarin (10/2). Setelah pertemuan itu, Agum mengatakan bahwa sudah ada titik temu antara Komite Ad Hoc Reformasi PSSI dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Menpora. “Setidaknya spirit kami Pak Menteri (Menpora, red) untuk menyelesaikan problem sepak bola sudah sama. Karena dalam pertemuan tadi, saya melihat Pak Menteri juga tidak ingin sanksi FIFA ke Indonesia tidak berlarut larut,” kata Agum. Menurutnya, pertemuan dia dengan Nahrawi tersebut adalah pertemuan kali kedua di awal 2016. Sebab, malam sebelum pertemuan di ruangan Kemenpora itu berlangsung, kedua tokoh tersebut sudah melakukan pertemuan nonformal. “Yang kami bahas juga sama, terkait masa depan sepak bola tanah air,” ungkap mertua dari legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat itu. Dengan begitu, mantan Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) itu mengungkapkan, mereka akan mengundang pemerintah dalam rapat terakhir Komite Ad Hoc Reformasi PSSI 15 Februari nanti. Sebab, keesokan harinya, Agum harus terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk melaporkan kinerja mereka ke Executive committee (Exco) FIFA di wilayah Asia. Nah, hasil laporan Agum tersebut kemudian akan dibawa oleh Exco FIFA wilayah Asia dalam Kongres Luar Biasa FIFA yang akan digelar di Zurich, Swiss pada 26 Februari nanti. Kata Agum, bila pemerintah masih enggan bergabung dalam Komite Ad Hoc tersebut, maka secara otomatis menyulitkan posisi Indonesia di FIFA. “Kuncinya adalah, pemerintah mau terlibat dalam komite ini. Karena, reformasi sepak bola ini bisa berjalan mulus kalau ada komunikasi antara kita juga lancar. Biar kami bisa tahu apa maunya pemerintah dan begitu juga sebaliknya. Tapi, saya optimistis kami dan pemerintah akan bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah ini,” harapnya. Sementara itu, Imam Nahrawi tidak mau berkomentar banyak terkait hasil pertemuannya dengan Agum Gumelar tersebut. Namun, menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa itu hanya mengisyaratkan bahwa dia akan segera memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo secepatnya. “Kami masih harus mengkaji semuanya lebih mendalam. Tapi, saya harus laporkan dulu pertemuan tadi kepada Presiden,” ujar Nahrawi. Seperti yang diketahui, pemerintah selama ini enggan bergabung dengan Komite Ad Hoc Reformasi PSSI yang dibentuk oleh FIFA tersebut. Dengan alasan, tim tersebut adalah wujud pelanggaran komitmen yang secara nyata dilakukan oleh utusan FIFA kepada pemerintah Indonesia saat menemui Presiden Joko Widodo awal November lalu. Saat itu, FIFA bersepakat di depan pemerintah Indonesia untuk membentuk tim kecil yang bisa berkomunikasi dengan FIFA terkait perkembangan sepak bola tanah air. Tim kecil pun sudah dibentuk dengan Gatot S Dewa Broto, Almarhum Joko Susilo, serta Rita Subowo mantan Ketua KOI, Makarim Wibisono mantan Dirjen Asia Afrika, dan Dede Sulaiman dari perwakilan mantan pemain Tim Nasional. Tapi, belakangan FIFA mengumumkan untuk dibentuk Komite Ad Hoc Reformasi PSSI dengan melibatkan semua stake holder sepak bola tanah air, mulai dari pemerintah, PSSI, PT Liga Indonesia sampai dengan perwakilan pemain. Nah, pemerintah menilai langkah FIFA itu menciderai komitmen yang telah mereka buat di depan Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu awal November lalu tersebut. (ben)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: