Ruang Ganti Kerap Kudeta Pelatih
Zidane Gantikan Benitez Ruang ganti menjadi pekerjaan rumah pertama yang bakal disusun oleh Zinedina Zidane setelah menjadi entrenador baru Real Madrid menggantikan Rafael Benitez. Diakui atau tidak, tempat itu terkenal begitu kejam bagi semua pelatih Real. "Aset terbesar Zidane, yang mungkin menjadi kelemahan utama Benitez, adalah respek yang begitu besar dirasakan skuad terhadap pelatih asal Prancis itu," ujar pandit Real Madrid Eduardo Alvarez, dalam kolom ESPN. Ruang ganti Real. dengan sejumlah galacitco di dalamnya, sudah memberikan banyak contoh apa yang terjadi kepada pelatih jika berani bersitegang dengan mereka. Rafael Benitez tentu sudah merasakan betul seperti apa rasanya. Keputusannya menolak menyebut Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik yang pernah dilatih menjadi bumberang terbesar bagi eks manajer Liverpool itu. Football Espana melansir, dari semua pemain Real, hanya Pepe yang masih memberikan dukungan bagi pelatih 55 tahun itu. Sedangkan sisanya lebih condong kepada Ronaldo dan kapten Sergio Ramos sebagai pemimpin dalam ruang ganti. Dua pendahulu Benitez, Carlo Ancelotti serta Jose Mourinho, juga harus angkat koper karena selalu terlibat perselisihan dengan para pemain yang dianggap memiliki pengaruh. Keputusan Perez untuk mengeluarkan Ancelotti jelas begitu disayangkan oleh banyak pengamat bola. Padahal, dibawah kendalinya, Madrid berhasil merengkuh target presitius La Decima atau gelar kesepuluh Liga Champions di musim 2013-2014. Perez sendiri berkata bahwa standar yang ditetapkan oleh Real begitu tinggi sehingga dia dan pihak direksi terpaksa mengambil keputusan sulit seperti itu. Benarkah? Menurut kabar yang dilansir oleh AS, Perez tidak suka dengan cara Ancelotti dalam memperlakukan Gareth Bale ketika mengeluarkannya dalam sisa 20 menit ketika Real berhadapan dengan Valencia 4 Januari tahun lalu yang berakhir dengan kekalahan 1-2 di Mestalla. "Carlo tidak mengerti dengan keputusannya sendiri ketika mengeluarkan Bale. Itu sama saja dengan menyerangku. Sejak itu, aku sudah kehilangan kepercayaan kepadanya," kecam Perez seperti ditirukan salah satu sumber direksi Real sebagaimana dilansir AS. Selain itu, Ancelotti dengan membuat sejumlah aib dengan membawa El Real finis ketiga musim lalu, yang menjadikannya sebagai manajer dengan prestasi diluar dua besar sejak 2003-2004, dan dibawah rival sekota Atletico Madrid, hal yang tidak pernah terjadi sejak 1995-1996. Pun demikian halnya dengan Mourinho, yang bersitegang dengan dua ikon Real, Sergio Ramos serta Iker Casillas. Sehingga Mou juga harus menerima akibat terputus kontraknya pada 1 Juni 2013. Dari semua pemain yang memiliki nama besar di Real, Raul Gonzalez, tetaplah menjadi sosok yang memberikan - keangkeran - kepada semua pelatih Los Merengues, julukan Real. Pernah menyandang status sebagai pangeran Madrid, jika Raul tidak suka dengan gaya kepemimpinan pelatih itu, maka siap-siap saja pelatih yang bersangkutan bakal diumumkan keluar. Sedikit berbeda nasibnya terjadi pada era pertama Vicente del Bosque, Dianggap sebagai manajer tersukses pada sejarah kepemimpinan Perez pada periode ketiga dengan tujuh gelar, termasuk dua La Liga serta dua Liga Champions, kontrak Del Bosque malah tidak diperpanjang. Simpel. Perez tidak suka dengan karakter permainan Del Bosque yang begitu membosankan. "Kami ingin lebih menampilkan karakter yang sesuai dengan Real," ujar Perez kala itu sebagaimana dilansir AS. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: