Wacana 3 Periode, AHY: Jangan Gitu-Gitu Bangetlah Kalau Ingin Berkuasa!
Agus Harimurti Yudhoyono Gelar Rapat Bersama Pimpinan Daerah Partai Demokrat(Issak Ramdhani / Fajar Indonesia Network) JAKARTA- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menanggapi isu tentang Persiden Joko Widodo 3 periode. AHY khawatirkan, wacana 3 periode ini secara diam-diam disahkan oleh DPR RI dan MPR. Dia mencontohkan waktu polemik UU Omnibus Law, yang mana fraksi Partai Demokrat tidak diberi ruang untuk melawan. https://radarbanyumas.co.id/jokowi-tak-berminat-jadi-presiden-tiga-periode-jangan-buat-kegaduhan/ “Kita punya cerita tidak enak, ketika terjadi pembahasan UU Omnibus Law, yang banyak kejanggalannya. Tiba-tiba, pembahasan dibawa keluar kota yang orang tidak tahu ke mana, di tengah-tengah malam, jam-jam tidak wajar, tiba-tiba diharuskan dalam 24 jam putus diketuk, produk tidak ada, tiba-tiba disahkan. Lalu, kita mau bicara mengangkat suara tidak boleh, mic dimatikan,” kata AHY lewat keterangannya dikutip Selasa (8/6). “Tiba-tiba jeger muncul dan hitungan jam. Setelah itu masa bodoh, yang penting ikut saja. Dan, saya tidak tahu apakah kemudian tiba-tiba wacana tiga periode ini, tiba-tiba juga diam-diam diselipkan, tiba-tiba langsung diketuk saja,” imbunya. Putra sulung Susilo Bambang Yudoyono (SBY) ini mengatakan, dirinya selalu mengingatkan kepada kader Patai Demokrat yang saat ini berada di Senayan agar memantau wacana 3 periode tersebut agar tidak kecolongan seperti disahkannya UU Omnibus Law. “Kita hanya bisa mengingatkan dan mengingatkan, itu juga terkait bukan hanya DPR, tapi juga MPR RI. Kami punya seorang wakil ketua MPR RI, Syarif Hasan, misalnya, dan fraksi MPR RI dari partai demokrat, ketuanya Benny K Harman. Kami hanya bisa mengingatkan memantau, dan mengawasi jangan sampai tiba-tiba kecolongan, tiba-tiba kayak begitu lagi ketuk palu saja,” kata AHY. Dia menilai, wacana 3 periode merusak sejarah bangsa Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia pernah mengoreksi sendiri kebijakannya terkait presiden seumur hidup. Wacana itu, menciptakan praktik abuse of power dan KKN. “Kalau tiga periode, ini secara fundamental kita ahistoris. Kalau kita lupa ingatan, boleh saja. Tetapi, rasanya masih sehat, tidak lupa ingatan bahwa dulu Indonesia mengoreksi dirinya sendiri pada tahun 1998. Salah satu yang paling fundamental dari reformasi adalah pembatasan masa jabatan presiden Republik Indonesia yang katanya setelah dianalisa oleh sejarah, itu yang menyebabkan terjadinya praktik-praktik yang abuse of power, KKN,” tambahnya. Dia mengatakan, sifat manusia akan seperti itu, tak akan pernah puas. Setelah duduk 3 periode maka akan meminta 4 periode hingga pda akhirnya meminta jadi presiden seumur hidup. Dia menilai, jika terjadi seperti itu maka pejuang reformasi tidak lagi dihargai. “Kalau tiga periode tidak pernah puas, setelah itu 4 periode, setelah itu dibuka kerannya, setelah itu ujungnya seumur hidup, dengan alasan kita kan masih hebat, masih kuat, masih diperlukan. Kalau seperti itu rasa-rasanya darah, keringat, air mata para reformis, para pejuang reformasi itu seperti tidak ada harganya. Karena kita kembali ke masa-masa kelam, sebelumnya terjadi reformasi dan ini menjadi preseden buruk di dunia internasional,” ucapnya. “Jangan gitu-gitu bangetlah kalau ingin berkuasa, ya. Maksud saya, harus ingat sejarahnya, mengapa era reformasi ini muncul,” papar AHY. (dal/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: