Muntahan Bromo Semakin Banyak

Muntahan Bromo Semakin Banyak

    JAKARTA -Gunung Bromo masih dalam status siaga hingga saat ini. Meski aktivitas kegempaan cenderung turun, Bromo masih memuntahkan material vulkanik. Bahkan, muntahan belakangan dilaporkan lebih banyak daripada sebelumnya. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Edi Prasojo mengatakan, abu vulkanik terlihat lebih pekat warnanya dibandingkan hari biasanya. "Siang (Jumat siang, red) tadi memang abunya amat tebal. Ini menandakan material vulkanik yang keluar ke udara semakin banyak," kata Edi kepada Jawa Pos, kemarin (8/1). Dari posko pengamatan PVMBG, abu vulkanik tampak membumbung hingga ketinggian 600 meter dari puncak Bromo menuju ke arah barat dan barat daya. Angin dilaporkan cukup kencang. Dia menuturkan, tak aneh bila abu vulkanik Bromo sampai menghujani Malang. Meski begitu, lanjut Edi, kondisi kegempaan dari gunung yang terletak di antara Kabupaten Probolinggo,  Pasuruan, Lumajang, dan Malang itu justru menurun. Penurunan itu tampak dari pantauan seimograf Bromo beberapa hari ini. Untuk kondisi Jumat misalnya, tremor menerus hanya terpantau sebesar 3-24 mm dengan dominan 4 mm. Besar getaran ini menurun dari tiga hari lalu, dengan dominan 5 mm. Kemudian, terjadi satu kali gempa vulkanik dangkal (VB) dengan kekuatan 15,5 mm. VB merupakan gempa bumi yang pusat patahannya berada di bawah 60 Kilometer dibawah permukaan. Selain itu, suara gemuruh yang terdengar dari kawah juga sudah melemah. "Namun kita tetap siaga. Karena pengalaman sebelumnya aktivitas tinggi (Bromo) cukup lama," jelasnya. Di sisi lain, Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang harus kembali ditutup hingga pagi ini. Bandara sejatinya telah ditutup sejak Selasa (5/1) lalu. Kemudian, diperpanjang kembali dengan perbaruan notice to airmen (Notam) yang dikeluarkan setelah evaluasi 24 jam kondisi wilayah penerbangan. "Hari ini (kemarin, red) masih ditutup. Estimasi penutupan sampai Sabtu pukul 07.30 WIB," ungkap Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Julius A. Barata. Penutupan ini harus dilakukan menyusul sebaran abu vulkanik Bromo di wilayah udara penerbangan di sekitar Malang. Sebab, dikhawatirkan dapat membahayakan penerbangan. (mia/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: