Parentalk Bersama Piaget Land Creative Parents in 4.0 Era

Parentalk Bersama Piaget Land Creative Parents in 4.0 Era

PURWOKERTO- Dalam rangka pre-launching, Piaget Land character and multicultural school, mengadakan acara Parentalk bertajuk Creative Parents in 4.0 Era, Minggu (22/9) di Hotel Dominic. Acara ini mengajak para orang tua untuk lebih bijaksana dalam menyikapi perkembangan teknologi gadget, computer, dan internet yang disambut antusias oleh orang tua. Sebab merasakan urgensi pengetahuan penggunaan gadget sehat untuk anak. Narasumber pada Parentalk kali ini dibawakan Neva Prajna Paramitha, M Psi, Psikolog sekalu CEO & Founder Piaget Land, yang melihat fenomena penggunaan gadget anak dari perspektif ilmu psikologi perkembangan anak, Pungky Prayitno selaku orang tua masa kini yang membagi kisah serunya menjadi orang tua di era 4.0, serta Alfian Fendi Priyaji yang mengajarkan orang tua untuk berinteraksi, dan mendidik anak melalui mendongeng. Sebelum memulai acara, Neva secara resmi memperkenalkan Piaget Land sebagai sekolah berwawasan inklusi dan multikultur yang menerima latar belakang agama, ras, budaya dan kemampuan yang melekat pada anak. "Pendidikan karakter dan Pendidikan kognitif menjadi dua program utama pendidikan di Piaget Land, sehingga anak tidak hanya cerdas dalam hal kognitif tapi juga memiliki sikap toleransi akan keberagaman, menumbuhkan empati dan simpati, dan juga penanaman nilai agama serta norma sosial," ujar Neva. Namun menurutnya, di era industri 4.0 di mana dunia serba teknologi membuat anak lahir dan berkembang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan gadget. Sehingga tidak heran, banyak orang tua yang memberikan gadget pada anak, bahkan menjadikan gadget sebagai baby sitters. Pemberian gadget pada anak secara berlebihan dan tidak adanya parental control, memberikan dampak negatif. Seperti permasalahan fisik, permasalahan sosial dan prrilaku, permasalahan emosi, hingga gangguan kognitif anak. Dengan edukasi yang cukup dan baik pada para orang tua, membuat orang tua dapat mendidik cerdas gadget dengan memberi batas waktu rekomendasi penggunaan gadget, sesuai perkembangan umur masing-masing anak. “Gadget dapat menjadi dukungan ataupun acaman bagi perkembangan anak.Orang tua merupakan penentu utama apakah gadget sebagai stimulasi perkembangan anak atau bahkan menjadi penghambat perkembangan anak yang optimal,” papar Neva. Sementara itu, menurut Punky, orang tua harus tahu kemajuan teknologi agar dapat memberi kontrol akan baik dan buruk hal-hal yang ditemui, selama anak menggunakan gadget. Alfian juga menggaris bawahi bahwa mengganti aktivitas gadget dengan bercerita bersama, akan lebih baik daripada selalu memberikan anak gadget. “Berikan waktu untuk anak tanpa gadget misalkan jam 18.00 sampai 21.00 dengan bercerita, membaca buku, atau bermain pura pura, maka anak akan belajar tentang kreatifitas, imajinasi hingga penanaman nilai kebaikan.” tutur Alfian. Piget Land character and multicultural school meyakini, umur 0 hingga 5 tahun adalah masa emas (golden age) anak. Di mana otak anak layaknya spons yang menyerap informasi berdasarkan observasi dan instruksi, yang mempertajam kemampuan kognitif mereka. Sebagai sekolah dan juga orang tua harus memberi pendidikan terbaik anak dengan permainan edukatif yang dapat menstimulasi gerakan motorik, bahasa, sosial hingga emosi. (adv/ely)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: