PAD dari Sarang Lawet Terjun Bebas, PAD Sektor Wisata Turun di Kebumen Karena Pandemi
MENURUN: Lokasi sarang burung lawet yang sempat menyumbang PAD. KEBUMEN - Burung lawet telah melekat menjadi ikon Kabupaten Kebumen. Di era 1980 hingga 90, Sarang Burung Lawet menyumbang pendapatan daerah dari sektor pajak yang tinggi. Angkanya mencapai miliaran rupiah. Namun, seiring berjalannya waktu, pendapatan dari Sarang Burung Lawet terus menurun karena populasinya juga terus menurun. Alhasil, pendapatan dari sarang burung lawet pun terus menunjukkan grafik menurun. Bahkan turun bebas sebebas-bebasnya. Dari miliar, kemudian menjadi ratusan juta dan hanya tinggal menyisakan enam digit atau jutaan. Bahkan di tahun 2021 ini Pemkab Kebumen hanya menargetkan pendapatan dari Sarang Burung Lawet Rp 5 juta saja. Dari target tersebut hingga Oktober ini, baru terealisasi 50 persen saja atau Rp 5 juta rupiah. Hal ini disampaikan oleh Plt Kabid Penyuluhan, Pengendalian dan evaluasi Bappenda Kebumen Arni Nur Ufida, saat Konferensi Pers Capaian Pendapatan Retribusi dan Pajak Daerah serta Objek Wisata 2021, Kamis (4/11). Dari 11 item pajak daerah di Kebumen, target pajak Sarang Burung Lawet menduduki peringkat terendah yakni Rp 5 juta. Selain itu capaiannya juga paling rendah dari lainnya. Hal itu tentu sangat bila dibandingkan dengan masa kejayaanya. Karena mampu menyumbang pendapatan yang tidak sedikit, tak heran jika Lawet menjadi simbol bagi kabupaten Kebumen. “Saat ini sedang dilaksanakan pelestarian. Salah satunya dilaksanakan dengan mengurangi pengunduhan,” jelasnya. Pada tahun 2027, pendapatan kas daerah dari hasil Pajak Penjualan Sarang Burung Lawet hanya Rp 4.475 juta saja. Sedangkan hasil penjualan sarang burungnya masuk ke kas desa. https://radarbanyumas.co.id/5-keris-5-gada-enam-ujung-tombak-dan-satu-tombak-ukiran-naga-ditemukan-di-pantai-menganti-keris-menancap-di-pasir/ Ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kebumen yang kala itu dijabat Aden Andri Susilo. Menurut Aden, di masa jayanya yakni di dekade 1980 hingga 1990, komoditi Gua Pasir dan Karangduwur di Desa Pasir dan Karangduwur Kecamatan Ayah, serta Gua Karangbolong di Desa Karangbolong Buayan, pernah mampu berkontribusi ratusan juta hingga satu miliar rupiah lebih ke kas daerah. (mam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: