Hari Santri, Lima MWC NU Dapat Kendaraan, Ada Mobil dan Motor

Hari Santri, Lima MWC NU Dapat Kendaraan, Ada Mobil dan Motor

SERAHKAN MOBIL: Rois Syuriyah PCNU Kebumen KH Afifudin Chanif Al Hasani saat menyerahkan mobil. KEBUMEN - Hari Santri Nasional tahun 2021 ini menjadi sejarah tersendiri bagi beberapa MWC NU di Kebumen. Pasalnya di Hari Santri kali ini di Kebumen terdapat empat Majelis Wakil Cabang (MWC) NU yang mendapatkan satu unit sepeda motor. Selain itu terdapat pula satu MWC yang mendapatkan mobil. Penyerahan hadiah dilaksanakan saat Apel yang dilaksanakan untuk memperingati hari santri. Apel digelar di Sport Center Area SMK Ma'arif 1 Kebumen, baru-baru ini. Kegiatan apel berlangsung sangat khitmat. Bertindak sebagai inspektur Rois Syuriyah PCNU Kebumen KH Afifudin Chanif Al Hasani. Sedangkan komandan apel dari Barisan Serbaguna (Banser). https://radarbanyumas.co.id/hari-santri-ganjar-dan-asn-pemprov-jateng-ngantor-sarungan/ Apel diikuti oleh peserta tak kurang dari 400 orang. ini meliputi, Pengurus PCNU, Lembaga, Banom Muslimat, Fatayat, Ansor dan Jajaran Pondok Pesantren serta Siswa Maarif di Kebumen. Usai apel, Ketua LPPNU sekaligus Koordinator Asesor Dr Imam Satibi memandu penyerahan hadiah. Ini setelah terlebih dahulu dibacakan SK PCNU tentang Peringkat Tahsinul Jam"iyyah atau akreditasi MWC. “Dari 26 MWC di Kabupaten Kebumen telah dilakukan sertifikasi akreditasi. Semua dengan hasil yang variatif unggul, baik sekali dan baik,” tuturnya. Berdasarkan hasil akreditasi tersebut, PCNU memberikan penghargaan berupa empat unit motor. Sedangkan 1 unit mobil diberikan kepada mwc Sruweng. Ini atas prestasi kinerjanya dalam Koin atau Genuk NU. “LAZISNU melalui PCNU memberikan penghargaan khusus. Adapun empat MWC yang mendapatkan motor dengan predikat unggul yakni MWC Ayah, Buluspesantren, Alian dan Kuwarasan,” katanya. Menurut Ketua PCNU Kebumen KH Moh Dawamuddin Masdar MAg Hari Santri merupakan momentum bagi santri untuk bersyukur. Ini dengan ditetapkanya 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Momentum itu harus dijadikan media pembelajaran dan sarana konsolidasi santri akan pentingya peran santri di masa depan. Hubungan negara dengan santri tidak boleh terputus hanya pada saat berjuang mengusir penjajah yang akan kembali menjajah Indonesia. “Dalam pembangunan pasca kemerdekaan santri harus tetap aktif dengan konsep Hubul Waton,” ucapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: