Mantan Satpam Triman Nugroho, Sukses dari Limbah Plastik di Kecamatan Ambal
MENGOLAH PLASTIK: Pengolahan sampah plastik untuk menjadi bijih plastik. AMBAL - Keberadaan sampah plastik hingga kini masih menjadi isu pencemaran lingkungan yang sulit teratasi. Namun demikian di tangan Triman Nugroho, keberadaan sampah plastik justru menjadi berkah. Sampah ini menjadi peluang yang membawa rezeki. Pemuda asal Dukuh Titis Desa Blengor Kulon Kecamatan Ambal ini berhasil mengubah sampah plastik agar memiliki nilai tersendiri. Bahkan, dari pabrik pengolahannya pihaknya mampu memberdayakan 10 orang warga sekitar untuk bekerja. Saat ditemui di Pabriknya Triman menjelaskan sampah sampah plastik tersebut, dipabriknya diolah menjadi bijih plastik. Kemudian di kirim ke pabrik pengolahan yang berada di Cakung Jakarta Timur untuk dijadikan benang polyester. Dalam sehari, tidak kurang ada enam sampai tujuh ton sampah plastik yang diolah di pabriknya. https://radarbanyumas.co.id/tpa-di-wlahar-wetan-jadi-pilot-project-pengelolaan-sampah-di-indonesia/ Menurutnya, bahan bakunya kini sangatlah mudah didapatkan. Sebab hampir setiap rumah tangga pasti memiliki sampah plastik. Selain itu Triman juga bekerjasama dengan para pengepul sampah plastik di berbagai daerah. “Kini sudah ada 60 lapak sampah plastik yang menyetorkan ke pabrik. Dalam satu lapak biasanya setor lima kuintal hingga satu ton dalam sehari,” tuturnya, baru-baru ini. Dikatakan, dalam sebulan pabriknya mampu mengirim 20 ton bijih plastik. Ini dengan keuntungan yang sangat memadai. Triman yang juga merupakan mantan satpam yang telah bekerja selama 12 tahun di Kalimantan tersebut mengawali usahanya atas ajakan seorang teman yang lebih dulu bekerja di sebuah pabrik plastik. Dengan menggunakan modal awal sebesar 200 juta itu, pihaknya nekat mendirikan pabrik pengolahan limbah. Bukan tanpa kendala, awal mula membuka usaha dia mengaku kesulitan dalam mencacah ukuran plastik yang diminati oleh perusahaan. Hingga pada akhirnya, Triman belajar dengan mendatangi perusahaan pengolahan bijih plastik, sehingga orderannya saat ini tidak pernah ditolak. "Awalnya diajak teman, dan dijanjikan akan diajari tapi hingga saat ini belum pernah pulang. Karena terlanjur mengeluarkan modal Rp 200 juta, ya harus dilanjut. Ini dengan belajar sendiri ke perusahaan pengolah biji besi,” katanya. Dengan usahanya tersebut, dirinya mengaku siap bekerja sama dengan desa. Terutamanya dengan bank sampah yang menjadi program pemerintah dalam pelestarian lingkungan. Triman juga berharap dengan usahanya tersebut bisa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Sehingga usaha yang digelutinya tersebut bisa maju dan berkembang. "Pengolahan bijih plastik ini diharapkan ada perhatian dari pemerintah, karena ini kan juga sekaligus menjaga lingkungan," ucapnya. (mam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: