2.267 Hektar Area Persawahan Terendam

2.267 Hektar Area Persawahan Terendam

SAWAH TERENDAM : Salah satu warga Desa Kebulusan Pejagoan Albait, saat menunjukkan area persawah yang terendam banjir.IMAM/EKSPRES KEBUMEN-Banjir ternyata juga berdampak buruk dan membawa kerugin bagi para petani. Akibat hujan deras dengan durasi waktu yang cukup panjang kemarin, membuat ribuan hektar area persawahan terendam. Hingga kini tercatat sebanyak 2.267 hektar lahan sawah dilaporkan terendam. 2.267 hektar lahan pesawahan tersebut, tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Kebumen. Adapun perinciannya meliputi Kecamatan Pejagoan tiga hektar, Rowokele 175 hektar, Adimulyo 813 hektar, Ayah 272 hektar, Kebumen 7 hektar, Petanahan 445 hektar, dan Puring 532 hektar. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen Ir Pudjirahaju menjelaskan berdasarkan pada laporan yang diterimanya, ketinggian genangan air yang merendam area persawahan bervariasi antara satu daerah dengan yang lain. Namun demikian, sebagain besar tanaman padi di area persawahan tersebut terendam air seluruhnya. “Data sementara area persawahan yang terendam air di 47 desa," tuturnya, Kamis (17/1). Rendaman air pada area persawahan, lanjutnya, sangat berpotensi merusak tanaman padi. Padahal saat ini umur tanaman padi banyak sudah mendapatkan matun pertama. Meski tanaman padi terendam air, namun jika dalam kurun waktu tiga sampai tujuh hari tanaman masih dapat bertahan dan mampu hidup. Jika melebihi waktu tersebut, tanaman padi terancam mengalami pembusukan. “Kita tunggu saja, kalau besok surut tanaman tidak apa-apa. Namun sebaiknya segera dilaksanakan pemupukan,” katanya. Dalam kesempatan ini Ir Pudjirahaju kembali mengimbau para petani di Kabupaten Kebumen untuk ikut program asuransi tani. Dimana program tersebut sangat bermanfaat bagi petani khususnya jika dilanda serangan hama ataupun bencana seperti saat ini. Namun demikian, dirinya menyayangkan petani yang masih enggan mengikuti program tersebut. "Sudah sering kami ingatkan dan sosialisasi untuk ikut asuransi tani," tandasnya. Salah satu Tokoh Masyarakat Desa Kebulusan Pejagoan Sodiman (60) menyampaikan hampir setiap musim hujan tanaman padi di Kebulusan selalu terendam air. Bahkan pernah petani melaksanakan tanam padi hingga tiga kali. Kendati demikian banjir kali ini merupakan yang terbesar, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Banjir kali ini banyak pabrik genteng yang terendam. Bahkan kolam ikan di Desa Kebulusan banyak jebol,” ucapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: