Penetapan Kampung Inggris Kebumen Dinilai Tidak Fair

Penetapan Kampung Inggris Kebumen Dinilai Tidak Fair

KEBUMEN - Keputusan Pemkab Kebumen mendirikan Kampung Inggris Kebumen (KIK) di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah dinilai tidak fair. Pasalnya, di Kebumen sudah ada Kampung Wisata Inggris Kebumen (KWIK) yang berada di Desa Adiluhur, Kecamatan Adimulyo. Pemkab Kebumen yang merekomendasikan sekolah untuk mengirim siswanya ke KIK, juga disesalkan pengurus KWIK Kebumen. Sebab, beberapa sekolah yang telah berencana mengunjungi KWIK secara tiba-tiba membatalkan. Alasannya, mereka mau berkunjung ke KIK. “Kemarin ada SMK di Kebumen yang sudah mengatakan mau berkunjung kesini tiba-tiba membatalkan, katanya mau ke KIK,” tutur salah satu pendiri KWIK, Novanda Alim Setya Nugraha. Penetapan-KIK-Dinilai-Tidak-Fair Tidak hanya itu, Novanda juga mengkritik tenaga pengajar KIK yang berasal dari luar Kabupaten Kebumen (Pare). "Di Kebumen banyak orang yang mempunyai kompetensi untuk mengajar. Lalu kenapa mesti menggunakan orang luar, padahal dengan mengambil orang sendiri maka Pemkab akan mempekerjakan putra daerah,” paparnya. Novanda yang merupakan Mas Kebumen tahun 2104 ini menjelaskan awal pendirian KWIK. Pada 28 September 2014, paguyuban mas dan mba Kebumen mempunyai keinginan untuk berkarya nyata. Setelah terpilih, mereka tidak diberdayakan. Mas dan mba Kebumen hanya digunakan sebagai among tamu pada acara-acara pemerintah. “Kami ingin mempunyai kiprah yang nyata dan terbentuklah Kampung Wisata Inggris Kebumen. Setiap Sabtu dan Minggu setiap anggota mengajar Bahasa Inggris secara gratis kepada masyarakat,” ungkapnya. Keberadaan KIK diibaratkan memutus pucuk tumbuhan yang baru bersemi. Perjuangan para mas dan mba Kebumen untuk memajukan masyarakat Adimulyo seakan terhambat dengan adanya KIK di Kebumen. Ini terlihat dari banyaknya sekolah yang batal berkunjung ke KWIK. “Kami sepakat, semakin banyak kampung Inggris semakin baik untuk majukan Kebumen. Namun seyogyanya biarkanlan pengunjung memilih sendiri kemana mereka akan berkunjung. Kalau semua sekolahan direkomendasikan untuk ke KIK, itu sama saja tidak fair,” tegasnya. (mam/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: