Harga Cabai Semakin Mahal

Harga Cabai Semakin Mahal

MAHAL : Petani cabai memeriksa tanaman cabainya. (ILUSTRASI) Dampak Petani Takut Menanam Cabai BANJARNEGARA - Harga cabai di pasaran semakin mahal. Pasalnya sedikit yang menanam cabai saat musim penghujan. Petani enggan menanam cabai saat curah hujan tinggi karena rentan terserang penyakit. Petani asal Desa Kutawuluh Kecamatan Purwanegara Khamdiarto mengatakan saat ini sedikit petani yang menanam cabai. Pasalnya saat sering turun hujan, cabai cenderung lebih mudah terserang penyakit. "Sedikit yang menanam cabai, karena banyak penyakit, patek," kata dia, Senin (6/6). Kondisi ini membuat banyak petani yang menanam sayuran lain atau jagung. Menurut dia, menanam cabai saat banyak hujan berpeluang gagal panen. Sehingga petani lebih memilih menanam menjelang musim kemarau. "Kalau di sini kebanyakan menanam Bulan delapan atau Agustus," ungkapnya. Petani asal Desa Kaliajir Kecamatan Purwanegara, Zaenal Arifin mengatakan, kebanyakan petani di Kaliajir baru menanam cabai. Sehingga masih sedikit yang sudah panen. Sementara permintaan cabai tinggi. Hal ini membuat harga cabai menjadi mahal. "Harga cabai saat ini Rp 67 ribu di tingkat petani. Kalau di pengecer ya lebih mahal," ungkapnya. Menurut dia, tanaman cabai pada saat curah hujan tinggi rentan terserang penyakit. https://radarbanyumas.co.id/cabai-rawit-merah-naik-rp-14-ribu/ "Hama yang menyerang yaitu trip atau kutu kebul dan ulat yang luar biasa," ungkapnya. Ulat menggerogoti daun cabai. Sedangkan kutu kebul menyerang bunga dan membuat rontok sebelum menjadi buah. "Akibatnya gagal panen," ujarnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: