Sumarni, Perempuan Tangguh Penempa Besi asal Binorong Banjarnegara, Bantu Suami Jalankan Usaha Turun Temurun T

Sumarni, Perempuan Tangguh Penempa Besi asal Binorong Banjarnegara, Bantu Suami Jalankan Usaha Turun Temurun T

GIGIH BEKERJA: Pasangan Sumarni dan Muhamad Kasnen terlihat kompak saat menempa besi. DARNO/RADARMAS SUARA besi yang saling beradu terdengar begitu memasuki wilayah Dusun Pusung, Desa Binorong, Kecamatan Bawang. Dusun tersebut memang terkenal sebagai sentra pande besi di Kabupaten Banjarnegara. Para pekerja yang memproduksi berbagai macam perkakas dari besi baja ini tidak hanya laki-laki. Kaum Hawa tidak mau ketinggalan. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah tangga, istri tidak mau berpangku tangan. Namun ikut membantu suami melakukan pekerjaan pande besi. DARNO, Banjarnegara SEBAGAI seorang ibu rumah tangga, Sumarni seperti para ibu lainnya. Dia mengurus anak, suami, memasak, membereskan rumah dan sederet pekerjaan lainnya. Namun Sumarni merupakan perempuan tangguh. Sumarni tidak canggung menempa besi yang panas. Dia juga memiliki keahlian melakukan finishing perkakas hasil tempa yang akan dijual. "Kalau pagi ya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kalau siang ya ikut bekerja," kata Sumarni. Suaminya, Muhamad Kasnen merupakan pande besi. Sumarni ikut bekerja memproduksi perkakas karena sulitnya mencari tenaga kerja. "Sini usaha pande semua, ada 11 pande," ungkapnya. Karena sulitnya tenaga, sebagai seorang istri, Sumarni ikut membuat perkakas di bengkel yang menyatu dengan rumah tinggalnya. Usaha yang ditekuni keluarga tersebut, berlangsung turun menurun. Saat ini merupakan generasi ketiga. Namun sempat vakum karena suaminya bekerja di Jakarta. Pandemi Covid-19, dua tahun lalu membuat keluarga itu memutuskan kembali ke usaha pande besi. https://radarbanyumas.co.id/profesi-empu-gamelan-makin-tergerus-zaman/ Dari usahanya ini, Sumarni dan suaminya dapat membiayai kebutuhan keluarga. "Menyekolahkan anak, sampai tiga. Yang pertama SMK, anak kedua mau kelas 6 SD, yang ketiga mau kelas 1 SD," jelasnya. GIGIH BEKERJA: Pasangan Sumarni dan Muhamad Kasnen terlihat kompak saat menempa besi. DARNO/RADARMAS Anak pertama bernama Stefi Budi Maharani, anak kedua Tegar Firmansyah dan anak ketiga Surya Budi Nugroho. Selain menempa, pekerjaan yang dilakukan Sumarni yaitu ngecap merek, memotong dan merapikan atau finishing. "Alhamdulillah capek, tangannya sampai kapalen," ungkapnya. Menurut dia, tangan sampai mengapal merupakan konsekuensi bekerja sebagai pande besi. Normalnya, pekerjaan dilakukan pada siang hari. Namun jika ada pesanan dari pedagang yang maunya cepat, maka dikerjakan hingga lembur. Sedangkan untuk penjualan ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banjarnegara. "Ke Banjar, Gumiwang, Wanadri. Tergantung yang minta," ungkapnya. Dengan tenaga kerja yang terbatas, tidak bisa memproduksi banyak. "Kalau untuk bahan baku peer mobil ada yang nganterin terus," ucapnya. Untuk satu cangkul, dibutuhkan satu kilogram bahan baku. Sedangkan sabit, dibutuhkan satu kilogram bahan baku untuk tiga sabit. Suami Sumarni, Muhamad Kasnen mengatakan, usaha pande besi ini sudah turun temurun tiga generasi. Menurut dia, memang ada persaingan dengan produk impor dari Cina. Namun dia tidak khawatir karena unggul dari sisi kualitas. "Dari Cina menang bodi, penampilan luar biasa. Lebih bagus. Namun cepat meleyot," paparnya. Menurut dia, pande besi merupakan pekerjaan seni. Sehingga tidak mudah melatih pande baru. "Kadang melatih sudah bisa, mencari pekerjaan lain," paparnya. Sehingga, dalam produksi, dia dibantu istri. Dengan keterbatasan tenaga ini, dalam sehari paling bisa memproduksi 20 buah perkakas jadi. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: