Dikira Babi, Petani Punggelan Jadi Korban Salah Tembak

Dikira Babi, Petani Punggelan Jadi Korban Salah Tembak

TKP : Lokasi korban salah tembak di Desa Purwasana Kecamatan Punggelan ditemukan. (ISTIMEWA) BANJARNEGARA - Seorang petani dari Desa Purwasana, Kecamatan Punggelan menjadi korban salah tembak, Minggu (22/5) sore. Peluru nyasar yang melukai korban diduga berasal dari pemburu babi hutan. Informasi yang dihimpun, saat itu ada tiga orang yang sedang berburu babi hutan di lokasi. Istri korban Giarti mengatakan, saat kejadian suaminya sedang mencabut rumput di kebun kapulaga. Kebun tersebut letaknya tidak jauh dari pemukiman. Namun tiba-tiba terdengar suara ledakan. "Dikiranya ledakan korek api di sakunya," jelasnya, Senin (23/5). Korban saat itu belum sadar. Beberapa saat kemudian, korban baru menyadari dirinya mengalami luka di paha dan tangan. "Ada luka di paha kiri, paha kanan, tangan," jelasnya. Karena lukanya parah, korban dibawa ke Puskesmas Punggelan. Kemudian, korban dibawa ke Rumah Sakit Siaga Medika Purbalingga. "Kondisinya sekarang masih luka-luka, masuk ruang operasi," ungkapnya. Giarti berharap pelaku bertanggung jawab hingga suaminya sembuh total. Kepala Desa Purwasana Kecamatan Punggelan, Muhamdi membenarkan peristiwa ini. "Itu betul kemarin kejadiannya sore, sekitar jam empat sore, ada salah tembak disangkanya babi ternyata orang," terangnya. Dijelaskan, korban bernama Juwed Supriyanto. Peluru menembus paha kaki kiri, menembus tangan kanan dan bersarang di paha kaki kanan. Jarak antara senapan dengan korban sekitar 15 meter. "Korban mengalami luka tembak paha kiri kemudian tangan kanan, paha sebelah kanan tapi tidak separah yang di tangan," ungkapnya. Awalnya korban dibawa ke Puskesmas Punggelan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Siaga Medika. "Ada semacam operasi tulang," terangnya. Muhamdi menjelaskan, lokasi kejadian 100 meter dari pemukiman. "Saat kejadian ada suara ledakan, orang memang mendengar," ujarnya. https://radarbanyumas.co.id/serangan-harimau-di-trms-serulingmas-karena-naluri-binatang-buas/ Setelah itu, terdengar suara orang minta tolong berkali-kali. Dikira, teriakan berasal dari orang yang diserang babi hutan yang mengamuk. Sehingga warga tidak langsung menolong. Warga takut jika menjadi korban serangan babi hutan. Kebetulan, di wilayah tersebut sedang banyak babi hutan. Warga kemudian berkumpul dan memutuskan untuk menolong dengan membawa senjata, untuk antisipasi jika babi hutan menyerang. Setelah dekat, warga baru mengetahui bahwa teriakan berasal dari korban salah tembak. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: