Janji Balik Tiga Tahun Lagi

Janji Balik Tiga Tahun Lagi

Jokowi : Hati-Hati Kalau Pasar Manis Kotor PURWOKERTO- Pasar Manis tampaknya bisa memberi kenangan manis ke Presiden Joko Widodo. Saat peletakkan pertama, Jokowi datang. Peresmian Pasar Manis pada Rabu (4/5) lalu, juga dilakukan presiden asal Solo itu. FOTO A 2---Presiden Jokowi Resmikan Pasar Rakyat Purwokerto_Jokowi didampingi Bupati Banyumas mengelilingi pasar Manis dan menyalami pedagang serta menyempatkan menawar dan membeli sayur dan buah (2)Seolah tak puas, Jokowi menyatakan janjinya untuk kembali menyambangi Pasar Manis Purwokerto tiga tahun lagi.   Dia meminta pedagang tetap menjaga kebersihan pasar. Ini penying agar pasar rakyat tidak kalah dengan mall atau supermarket lain. Pasar rakyat sudah memiliki keunggulan dari segi harga. Jika dibandingkan dengan pasar modern, pasar rakyat terbilang murah karena tidak membayar pajak. Selain itu biaya operasional pasar rakyat juga lebih minim. Menurut presiden, kebersihan pasar sangat penting untuk menghilangkan kesan becek dan bau. Dengan adanya gedung baru Pasar Manis, pedagang juga diharapkan dapat lebih baik dalam menata barang dagangannya. "Pelayanan kepada pembeli juga harus lebih baik, kalau bisa dengan tersenyum. Pokoknya tiga tahun lagi saya akan mengecek kesini lagi. Kalau pasarnya kotor, hati-hati," tegasnya. Dalam kesempatannya di Pasar Manis kemarin, Jokowi juga meninjau langsung aktivitas jual beli. Dari segi penataan memang sudah cukup baik. Dia meminta pemerintah  melakukan percepatan pembangunan Pasar Manis tahap kedua. "Anggaran sudah disiapkan.  Pembangunan harus dikebut. Setahun kalau bisa sudah harus jadi," kata dia yang  juga memberikan bantuan celemek kepada seluruh pedagang. Dia pun meminta seluruh pedagang di Pasar Manis Purwokerto bebas dari jerat rentenir. Pasalnya, hal itu dinilai sangat merugikan pedagang. "Cari modal jangan di rentenir. Kalau butuh modal ya cari di bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta. Bunganya juga hanya 9 persen selama satu tahun, jadi tidak sampai 1 persen kalau dihitung per bulan," ujarnya. Menteri Perdagangan RI, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, Pasar Manis merupakan salah satu tempat peletakan batu pertama program nawacita lima ribu pasar yang digagas pemerintah pusat. "Tidak sampai setahun, ternyata Pasar Manis saat ini sudah digunakan, meskipun masih ada pedagang yang menempati bedeng," katanya. Puji Irigasi Kedunguter Usai meresmikan Pasar Manis Rabu (4/5) lalu, Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo (Jokowi) blusukan di sawah Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas. Jokowi kagum terhadap pembangunan irigasi tersier yang dikerjakan dengan sistem swakelola dengan dana desa. Menurut pantauan Radarmas, Jokowi tiba di jalan Karangsawah sekitar pukul 11.55 dan kemudian mengecek irigasi. Puluhan warga yang menyadari kehadiran Jokowi berlarian dan berebut berjabat tangan dengan orang nomor satu di Indonesia ini. Jokowi singgah dalam waktu singkat, yaitu  sekitar 10 menit. Camat Banyumas, Drs Ahmad Suryanto MSi mengatakan, Jokowi memberikan apresiasi terhadap irigasi tersier di Desa Kedunguter. Dengan dana Rp 95 juta dapat membangun irigasi sepanjang 210 meter, dengan kedalaman 80 sentimeter dan lebar 140 sentimeter. Jokowi bahkan meminta wakil guberbur Jawa Tengah untuk mengadopsi cara yang diterapkan di Kecamatan Banyumas ke desa lain di Jawa Tengah. "Pak Jokowi menyatakan kagum karena hasilnya bagus. Menurut Pak Jokowi apabila diproyekkan panjangnya tidak sampai 210 meter," jelasnya. Mahasiswa Gagal "Sambut" Jokowi Sebelumnya belasan mahasiswa gagal menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Purwokerto, Rabu (4/5) kemarin. Mereka tak berhasil erunjuk rasa di sekitaran Pasar Manis. Akhirnya melakukan aksi di depan kompleks Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Jalan HR Bunyamin Purwokerto . Koordinato aksi, Marsha Azka menjelaskan, rencananya aksi mahasiswa tersebut memang bakal dilakukan untuk menyambut langsung kedatangan Presiden RI tersebut. Namun beberapa mahasiswa mengaku sudah diintimidasi dan diancam oleh beberapa oknum aparat yang berjaga di sekitaran Pasar Manis. "Sebelum melakukan aksi, mahasiswa sudah disudutkan agar tidak melakukan unjuk rasa. Hal itu jelas-jelas sudah menginjak-injak nilai demokrasi yang ada di Indonesia," katanya. Gabungan mahasiswa yang melakukan aksi tersebut, terdiri atas Badan Eksekutif Mahasiswa Unsoed, BEM Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes), BEM MIPA, Front Mahasiswa Nasional (FMN), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komunitas Ampas Kopi, Kabar Bumi dan BEM Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (Fisip). (bay)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: