Kemarau Basah, Suhu Turun Drastis, Kawasan Dieng Membeku
Cuaca ekstren di Dieng membuat membeku. BANJARNEGARA - Kemarau tahun ini diprediksi normal cenderung basah. Meskipun demikian, diprediksi tetap terjadi bun upas di Dataran Tinggi Dieng. Penyebabnya kelembaban udara di Dieng sangat rendah, sehingga suhu turun drastis. Kasi Datin Stalkim Semarang IIS Widya Harmoko mengatakan berdasarkan beberapa prakiraan model, menunjukkan kecenderungan kemarau normal cenderung basah. "Kemarau normal, maksudnya musim kemarau berdasarkan kebiasaan di daerah tersebut. Kalau biasanya mulai Juni dan berakhir September, prediksi tahun ini ya seperti itu," jelasnya. Dia mengatakan musim kemarau tahun ini diprediksi berbeda dengan kemarau tahun 2019. "Kalau tahun lalu April dan Mei hujan sudah jarang. Tapi tahun ini di pekan ketiga Juni masih sering turun hujan. Jadi ada potensi turun hujan di musim kemarau ini. Di definisi kami, kemarau bukan berarti tidak boleh ada hujan. Tetap ada hujan, hanya saja ada kriteria hujan yang terukur dalam 10 hari dibawah 50 ml," urainya. Dia mengatakan khusus di Dieng, embun upas diprediksi akan tetap turun beberapa kali. "Embun upas sempat terjadi tanggal 12 Juni, pernah terjadi. Itu terjadi karena dari sisi suhu sangat dingin karena udara yang dingin dan kering sekali," ujarnya. Dia menambahkan potensi embun upas masih bisa terjadi lagu di Dieng. Hanya saja tidak sesering musim kemarau tahun 2019. (drn/)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: