Santri Belajar Kimono dan Upacara Minum Teh

Santri Belajar Kimono dan Upacara Minum Teh

BANJARNEGARA - Sebanyak 34 santri SMP Pondok Modern Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara mengikuti kegiatan pertukaran Budaya Jepang - Islam bersama Kanako Tome. Kegiatan ini berlangsung di rumah Pintar Dr Tus di Desa Tapen Kecamatan Wanadadi, kemarin. Kanoko sendiri merupakan peserta didik SMA Takeda Higashi Hiroshima Jepang yang tengah menjalani program pertukaran pelajar ke Indonesia. Pada kesempatan itu, Kanako memperkenalkan baju tradisional bangsa Jepang yakni Kimono dan Yukata serta memakaikannya kepada satu santriwati. Sedangkan dalam upacara minum teh Jepang, semua santri berkesempatan mengikuti tata cara membuat, menghidangkan dan meminum teh sesuai dengan adat istiadat bangsa Jepang. Sedangkangkan santri, memperkenalkan Rukun Islam, sejumlah kegiatan bernuasa Islam di kalangan ummat muslim Indonesia, serta menampilkan pertunjukan musik Rebana kepada Kanoko. Pimpinan Pondok Arif Riyadi sangat mengapresiasi kegiatan ini. "Melalui kegiatan ini, santri kami bisa mempelajari budaya bangsa maju langsung dari insan berkebangsaan Jepang. Di Pondok para santri sejak awal didik untuk mengimplementasikan nilai-nilai suci dan mulia dalam kitab suci Alqruan termasuk saling mengenal dengan bangsa-bangsa lain di dunia," urainya. Sementara Kanako Tome mengatakan dalam proses memakai baju kimono dan upacara menghidangkan serta meminum teh terdapat sejumlah nilai-nilai luhur yang menjadi salah satu cermin bangsa Jepang yang unggul. Seperti ketelitian, kesabaran, dan kelemah-lembutan disertai ketegasan atau kekuatan. Masyarakat Jepang terkenal dengan komitmen yang tinggi dalam memegang amanah dan tanggung jawab dimana dalam melaksanakan semua itu mereka bekerja dengan cekatan, disiplin, dan penuh ketelitian. Bangsa Jepang tidak pernah mencapai sesuatu dengan cara instan; sehingga kerja keras dengan tingkat kesabaran yang tinggi menjadi etos mereka. Pimpinan Rumah Pintar Dr Tuswadi mengatakan Kanako Tome adalah satu dari 800 peserta didik SLTA di Jepang yang lolos seleksi beasiswa Tobitate yang disebar ke berbagai negara untuk memperkenalkan Jepang, masyarakat, dan budayanya menjelang terlaksananya Olimpiada 2020. Pada Olimpiade ini, ibukota Jepang Tokyo akan menjadi tuan rumah. “Pemerintah Jepang memiliki kepentingan yang besar dengan memberangkatkan anak-anak SLTA di sana ke seluruh penjuru dunia agar masyarakat internasional mengetahui bahwa generasi Jepang itu cakap berbahasa internasional Inggris dan pamor Jepang sebagai negara maju lebih membahana," ungkapnya. (opl/drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: