Petani Kentang Dieng Beralih Tanam Kala Lili
BANJARNEGARA - Sejumlah petani di Dieng kini beralih menanam bunga Kala Lili. Mahalnya ongkos produksi dan harga yang tidak stabil, membuat petani kentang beralih menanam bunga potong. Petani bunga kala lili asal Dieng Bambang Riyadi mengatakan saat ini ada sekitar 20 petani yang beralih. Dari menanam kentang menjadi petani bunga Kala Lili. Alasannya biaya produksi kentang membengkak. Terutama jika serangan hama mengganas. Sedangkan harga jualnya fluktuatif. INDAH: Bunga Kala Lili yang mulai dibudidayakan para petani Dieng untuk menggantikan tanaman kentang. Selain perawatannya lebih mudah, nilai jualnya juga tinggi. Keberadaan kebun Kala Lili sendiri menjadi daya tarik wisatawan. Sehingga membuat petani beralih ke tanaman lain yang lebih prospektif. Bunga Kala Lili dipilih lantaran lebih tahan penyakit. Sedangkan harga jualnya lebih stabil. Dia menyebut bunga Kala Lili ini telah dikembangkan di Dieng sejak empat tahun lalu. Kini ada sekitar 20 petani yang menanam bunga yang beraroma wangi tersebut. Pada awalnya, para petani menanam Kala Lili lokal yang warnanya putih. Namun dia juga menanam bunga Kala Lili asal Belanda. Bunga tersebut diimpor dalam bentuk biji. Sampai saat ini baru dia yang menanam kala lili impor. Bila kala lili lokal berwarna putih, kala lili asal negeri kincir angin warnanya lebih variatif. Antara lain kuning, ungu, merah dan biru. "Saat ini baru sedikit yang menanam kala lili Holland," paparnya. Sebab harga bibitnya mahal. Dan bibitnya masih harus diimpor. Bambang menjelaskan bunga kala lili produksi petani Dieng dipasarkan ke berbagai kota di Indonesia. Antara lain Jakarta, Semarang, Jogjakarta dan Surabaya. Untuk harga, kala lili lokal dijual Rp 5 ribu per potong. Sedangkan kala lili asal Belanda harganya mencapai Rp 20 ribu per potong. (drn/)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: