Warga Klampok Masuk DPO Teroris
Lulusan Sekolah Penerbangan, Tiga Bulan Hilang Kontak BANJARNEGARA – Pasangan Agus (50) dan Eni (49) terlihat lesu di rumahnya di Desa Klampok Kecamatan Purwareja Klampok, Kamis (1/6). Mereka lemas dengan kabar jika anak pertamanya, Yoki Pratama Windyarto (21), merupakan salah satu dari 7 WNI yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok teroris. Kelompok ini yang melakukan serangan di kota Marawi, Filipina Selatan. Didampingi suaminya, Eni mengaku sudah lama hilang kontak dengan anaknya. Sekitar akhir Februari lalu, dia sudah tidak bisa menghubungi putra sulungnya. Padahal, Yoki begitu dia akrab disapa baru dua bulan bekarja di PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Tangerang. "Setelah lulus di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Tangerang pada Bulan September 2016, Yoki langsung masuk kerja tanggal 26 Desember 2016. Hanya selang dua bulan dari kelulusannya sudah langsung bekerja,” tuturnya. Namun tidak selang lama, Yoki justru menghilang. Tepatnya mulai 27 Februari 2017 sudah tidak bisa dihubungi oleh keluarganya. Bahkan, saat itu juga Yoki keluar dari grup WhatsApp (WA) keluarga. Sejak saat itu keluarga berusaha mencari keberadaan Yoki melalui teman dan saudaranya. Lantaran nihil, keluarga sempat melaporkan hilangnya Yoki ke Kepolisian di Tangerang. "Kami berusaha mengikuti jalur yang benar dengan malaporkan ke polisi," sambungnya. Padahal, anak pertama dari dua bersaudara ini sempat menyampaikan kepada orang tuanya akan memberikan gaji pertama untuk keluarga. Bahkan, Yoki juga menyampaikan akan membiayai kedua orang tuanya ibadah haji ke tanah suci. "Saya bertemu Yoki terakhir pertengahan Februari 2017 di rumah Pakde ya di Tangerang. Karena saat itu Yoki kena cacar. Tetapi untuk sehari-harinya Yoki itu kos," terang Eni. Saat itu, Eni menceritakan bahwa Yoki tidak menunjukkan hal-hal aneh atau mencurigakan. Seperti biasa, ia menyebutkan jika anaknya pendiam dan tidak berbuat yang neko-neko. Misalnya, dia tidak merokok atau keluyuran sampai malam. Hingga saat ini, kedua orang tua Yoki mengaku masih ragu dengan kabar yang mereka terima. Mereka yakin jika anaknya tersebut tidak terlibat dalam aksi di Filipina. Apalagi selama ini tidak ada hal ganjil dalam pergaulan Yoki. "Kami menduga M Gufron yang merupakan teman satu angkatan di STPI ikut dalam daftar polisi Filipina," sebutnya. Saat ini, orang tua mengaku hanya bisa pasrah dan berharap agar anaknya bisa kembali. "Awalnya saya terus khawatir memikirkan Yoki, tettapi sekarang sudah pasrah. Tetapi saya berharap tetap bisa kembali,” tambah Eni. Terpisah, Kapolres Banjarnegara AKBP Saiful Anwar mengatakan, pihaknya akan terus melakukan upaya monitoring perkembangan Yoki. Misalnya dengan melakukan koordinasi dengan Densus di wilayah Jawa Tengah. "Kami akan terus mencari di mana Yoki. Tentunya dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain seperti Densus," katanya singkat. (uje)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: