Penururn AKB dan AKI Belum Signifikan
BANJARNEGARA – Penurunan angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di banjarnegara dinilai masih belum siginifikan. Hingga bulan Mei 2017 tercatat jumlah AKB sebanyak 57 kasus, sedangkan jumlah kematian Ibu tercatat 5 kasus. Penjabat bupati Prijo Anggoro saat melihat ruang melahirkan di RSUD Banjarnegara Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Prijo Anggoro, Senin (15/5) mengatakan, meski secara makro sudah ada penurunan, namun jumlahnya masih sedikit. Dia meminta agar Dinas Kesehatan melalui bidan dan Puskesmas untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. “Peran bidan dan Puskesmas sangat vital dan menjadi garda terdepan untuk penanganan AKI dan AKB,” kata dia. Dia mengakui, kondisi infrastruktur yang belum memadai juga menjadi penyebab adanya kasus AKB dan AKI. Dinas Kesehatan juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan dinas-dinas lain. “Misalnya dengan Dinas Pekerjaan Umum atau pemerintah desa untuk melakukan langkah cepat perbaikan infrastruktur,” ujarnya. Dia menambahkan, untuk menekan AKI dan AKB juga perlu diterapkan perilaku hidup bersih dari masyarakat. Sebab, kebersihan menjadi hulu dari semua permasalahan yang menyangkut kesehatan dan kemiskinan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ahmad mengakui jika keterlambatan penanganan dan pelayanan menjadi penyebab terjadinya kasus AKB dan AKI. Menurutnya, hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan tenaga medis di lapangan. “Keterbatasan tenaga dokter spesialis kandungan, bidan serta minimnya pengetahuan ibu hamil menjadi faktor penyebab terjadinya AKI dan AKB,” jelasnya. Dia menjanjikan akan segera mengevaluasi dan memenuhi kebutuhan SDM yang diperlukan. Dia juga akan menguatkan komitmen jejaring lintas sektoral seperti Kementrian Agama terkait budaya pernikahan di bawah umur. Menurutnya pernikahan di bawah umur menjadi salah satu penyebab AKB dan AKI. “Pada tahun 2016 lalu masih terdapat AKI sebanyak 19 jiwa, sedangkan AKB sebanyak 208. Hingga bulan Mei 2017 tercatat jumlah Angka Kematian Bayi sebanyak 57 kasus, sedangkan jumlah kematian Ibu tercatat 5 kasus,”imbunya. (uje/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: