Jalan Ambles Banjarmangu Tak Kunjung Diperbaiki
Tanah Masih Terus Bergerak BANJARNEGARA – Perbaikan jalan kabupaten penghubung antara Desa Sijeruk menuju ke Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu yang ambles awal April lalu, belum bisa diperbaiki. Sebab, hingga saat ini, kondisi tanah masih terus bergerak. Akibatnya, ratusan siswa sekolah dari Desa Prendengan harus memutar lewat Desa Pagerpelah Kecamatan Karangkobar. Kapala Desa Prendengan, Muhammad Faturrahman mengatakan, karena jalan terputus untuk kegiatan sehari-hari warga harus memutar sepanjang 9 kilometer melalui Desa Pagerpelah. Hal itu berdampak pada membengkaknya ongkos kendaraan warga. “Misalnya biaya kendaraan untuk anak sekolah. Karena memutar, ongkos kendaraan pulang-pergi bertambah Rp 10 ribu per hari,” ujarnya, Rabu (19/4). Jalan alternatif melalui Desa Pagerpelah juga rusak, sehingga penumpang terpaksa turun dari kendaraan saat melintas di jalan yang rusak. Terputusnya akses jalan, juga berdampak pada ekonomi warga. Dia mengungkapkan, harga salak di desanya turun Rp 1.000 per kilogram. Jika sebelumnya salak Prendengan dihargai Rp 4 ribu, karena memutar menjadi Rp 3 ribu per kilogram. “Ada tiga titik jalan yang menghubungkan Desa Sijeruk-Prendengan yang ambles. Bahkan, ada yang amblesnya sampai 5 meter lebih,” jelasnya. Dia mengaku sudah melaporkan ke pemerintah daerah. Hanya, untuk perbaikan jalan yang melalui Desa Sijeruk tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Alasannya, kondisi tanah masih terus bergerak. “Untuk jalan dari Desa Prendengan melalui Pagerpelah bisa diperbaiki tahun depan. Tetapi, untuk yang melalui Desa Sijeruk masih belum jelas,” ujarnya. Camat Banjarmangu, Tri Setyo Hadi Purnomo mengatakan, jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Sijeruk dan Prendengan belum bisa diperbaiki dalam waktu dekat. Karena tanah masih bergerak akan menyulitkan perbaikan jalan. “Metode perbaikannya seperti apa masih sulit dirancang. Karena tanahnya masih terus bergerak,” kata dia. (uje/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: