Mbah Fanani, Pertapa Dieng Mendadak Menghilang
BANJARNEGARA - Mbah Fanani yang telah bertapa di Dieng selama belasan tahun, tiba-tiba menghilang, Rabu (13/4) tengah malam. Terakhir, kakek berusia sekitar 60 tahun tersebut bermeditasi di tengah permukiman warga di RT 1 RW 1 Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur. Sebelumnya berkembang rumor kakek pertapa tersebut dijemput paksa oleh orang tak dikenal. Namun rumor tersebut dibantah oleh aparat keamanan. Kapolsek Batur, AKP Sumono mengatakan, Mbah Fanani tidak dijemput paksa, melainkan dijemput oleh pihak keluarganya sekitar pukul 22.30. "Beliau dijemput oleh empat mobil mewah dengan plat nomor E. Rombongan yang berjumlah sekitar 15 orang berpakaian serba putih turun dari mobil dan menghampiri tenda tempat beliau selama ini tinggal," ungkapnya. Sejumlah warga menyaksikan penjemputan tersebut. Namun karena mengaku sebagai keluarga, tidak ada yang berani menghalangi penjemputan rombongan dari Cirebon tersebut. Terlebih Mbah Fanani bersedia mengikuti rombongan penjemput. Informasi yang dihimpun Radarmas, pertapa berambut gimbal tersebut telah bertapa selama 19 tahun di Dieng. Meskipun demikian, warga setempat tidak mengetahui asal usulnya. Sebab dia tidak pernah bertutur kata dengan warga. Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiono mengatakan, meskipun tenda tempat tinggal Mbah Fanani telah kosong, namun tidak dibongkar. "Sebelumnya Mbah Fanani bertapa di Desa Tieng Kecamata Kejajar Wonosobo pada tahun 1980 an. Kemudian pindah ke sini sejak tahun 1995," jelasnya. Karena kasihan kepanasan dan kehujanan, warga membuatkan tenda untuk sang pertapa. (drn/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: