Diduga Kurang Giz, Bayi Kembar Meninggal Usai Dilahirkan

Diduga Kurang Giz, Bayi Kembar Meninggal Usai Dilahirkan

BANJARNEGARA - Diduga kekurangan gizi, bayi kembar meniggal dunia beberapa jam setelah dilahirkan, Minggu (15/1) dini hari. Keterangan dari pihak keluarga, bayi pertama lahir saat perjalanan dari Puskesmas Wanadri Kecamatan Bawang menuju RSUD Banjarnegara. Bayi kedua lahir di RSUD. Keduanya meninggal dunia di rumah sakit. Sedangkan sang ibu bernama Nindi Larasati, diaizinkan pulang ke RT 2 RW 2 Dusun Petir Desa Kebondalem Kecamatan Bawang, Senin (16/1). Bidan Desa Kebondalem, Sandi Setyaningrum mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum bayi lahir, Jumat (13/1) tensi ibu 100/70 dengan berat badan 45 kilogram umur kehamilan 28 minggu. Sedangkan dari lingkar lengan ada indikasi sang ibu kekurangan gizi. "Pada ibu yang sedang hamil, lingkar lengan minimal 23.5 sentimeter Mbak Nindi cuma 15 sentimeter," jelasnya. Selain indikasi kekurangan gizi, Nindi diduga kelelahan. Sebab baru melakukan perjalanan dari Tegal menuju ke rumah mertuanya di Kebondalem karena keluarganya ada yang sedang punya hajat sunatan. Di Tegal, Nindi bekerja membantu orang tuanya bekerja. Sandi mengatakan, pada saat itu denyat jantung kedua bayi baik. Karena belum mengarah ke persalinan, dia tidak melakukan pemeriksaan dalam. "Karena tidak ada indikasi," kata dia. Indikasi tersebut antara lain keluar lendir atau darah, ketuban pecah, maupun kontraksi yang kencang. Kondisi yang kurang menguntungkan diduga membuat Nindi melahirkan prematur. Apalagi selama perjalanan menuju rumah sakit, melewati jalan yang rusak. Saat dilahirkan, berat badan bayi yang dilahirkan satu kilogram dan delapan ons. Menurut Sandi, berat badan bayi ini dibawah normal yaitu 2,5 kilogram. Karena di bawah normal, belum siap menyesuaikan dengan kondisi diluar rahim. Sedangkan pemeriksaan setelah pulang dari rumah sakit, menunjukkan tensi Nindi 80/40 atau masih dalam kondisi lemah. Suami Nindi Larasati, Feri Bahtiar mengatakan, sebelumnya dia bersama istrinya melakukan perjalanan dari Desa Kedungjati Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. "Perjalanan empat jam, berhenti 15 kali," kata dia. Hal ini disinyalir membuat kondisi fisik istrinya lemah. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banjarnegara, Djarkasi usai melayat ke Kebondalem mengatakan, meskipun secara administrasi Nindi bukan warga Banjarnegara, hal ini harus menjadi pelajaran. "Tetapi kejadiannya kan di Banjarnegara. Suaminya kan orang Banjarnegara. Saya prihatin dan berharap kedepan peristiwa ini tidak terulang kembali," kata dia. (drn/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: