Cangkul Impor Banjiri Pasar Banjarnegara

Cangkul Impor Banjiri Pasar Banjarnegara

Belum Pengaruhi Pasar Cangkul Lokal BANJARNEGARA – Kabar maraknya cangkul impor di pasaran, rupanya bukan menjadi hal baru di Banjarnegara. Sebab cangkul impor dari Tingkok ini sudah beredar di Pasar Banjarnegara sekitar tahun 2013 lalu. Berdasarkan pantauan Radarmas di Pasar Induk Banjarnegara, cangkul impor sudah menghiasi sejumlah kios penjual perkakas besi tersebut. Salah satu penjual perkakas besi di Pasar Induk Banjarnegara, Suhardi mengungkapkan, cangkul impor tersebut sudah lama beredar di pasar tersebut. Dia memperkirakan, peredarannya sudah mulai sekitar 2014 lalu. “Sebelum ramai dibicarakan, cangkul-cangkul impor ini sudah lama beredar di Banjarnegara,” kata dia, Rabu (2/11). Namun menurut dia, cangkul impor ini tidak berdampak signifikan terhadap cangkul buatan lokal. Sebab menurut para petani, cangkul lokal lebih tajam dan mudah meski harga dibanderol lebih tinggi dari cangkul impor. “Harga cangkul lokal berkisar Rp 100 ribu komplit dengan gagangnya. Sedangkan cangkul impor hanya Rp 75 ribu beserta gagang,” kata Suhardi. Penjual lainnya, Zaenal mengungkapkan, cangkul impor memiliki konsumen sendiri. Biasanya, cangkul lokal dibeli satuan oleh petani, sedangkan cangkul impor dibeli konsumen yang membutuhkan jumlah banyak. “Tetapi, kalau dari segi kualitas memang lebih bagus yang lokal,” ujarnya. Salah satu pembuat cangkul lokal, Suparmo, menyatakan tidak terlalu khawatir dengan beredarnya cangkul impor. Sebab selama ini, hasil prosukdi cangkul miliknya masih diminati petani di Banjarnegara. “Sampai sekarang masih banyak yang ke rumah untuk membeli langsung. Meski harga lebih mahal, tetapi saya menjamin kualitas barang lebih sesuai dengan petani di sini. Karena biasanya petani mencangkulnya miring, jadi ini sudah dibuat menyesuaikan,” kata dia. (uje/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: