Dewan Panggil Jajaran RSUD Banjarnegara Soal Penanganan Shafa

Dewan Panggil Jajaran RSUD Banjarnegara Soal Penanganan Shafa

BANJARNEGARA–Kasus yang dialami Muhammad Shafa menyedot perhatian kalangan legislator. Jumat (5/8), komisi IV DPRD Banjarnegara memanggil jajaran rumah sakit umum daerah (RSUD) Hj Lasmanah Kolopaking. Mereka memperbanyak perihal pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam hal ini Muhammad Shafa warga Dusun Bulu Kuning Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan. Seperti diberitakan sebelumnya DISINI, Muhammad Shafa bocah tiga tahun tersebut meninggal dunia satu minggu usai melakukan operasi kelainan di jari tengahnya. RSUD-Banjarnegara-mediasi BERI PENJELASAN: Pihak RSUD banjarnegara memberikan penjelasan terkait penanganan pasien Shafa “Kami menanyakan benjolan yang ada di kepala pasien, karena hal itu baru diketahui setelah dilakukan operasi,” tanya Ketua Komisi IV DPRD Banjarnegara Syamsulloh usai bertemu dengan jajaran RSUD, kemarin. Namun, pertanyaan tersebut belum mendapat jawaban pasti dari pihak rumah sakit. Berdasarkan keterangan yang disampaikan pihak RSUD, saat ini masih dikaji terlebih dahulu oleh dokter anak, dokter syaraf dan dokter anastasi. “Kami menunggu keterangan lebih lanjut dari pihak RSUD. Kerena sebelum melakukan operasi, pasien tidak ada keluhan apa-apa. Tetapi, justru setelah dioperasi malah ada benjolan di kepala,” lanjut dia. Syamsulloh juga meminta, agar pelayanan yang diberikan RSUD kepada masyarakat terus ditingkatkan. Agar tidak lagi menjadi keluhan masyarakat. “Meskipun saat ini pelayanan yang diberikan sudah baik, namun tetap harus ditingkatkan,” tambahnya. Sementara itu, Direktur RSUD Hj Lesmanah Kolopaking Agung Budianto kembali menegaskan jika pelyanan yang diberikan kepada Muhammad Shafa sudah sesuai prosedur. Sebab. Pelayanan dan keselamatan pasien adalah yang diutamakan RSUD. “Jadi tidak benar jika kami tidak melakukan pelayanan yang baik. Kami juga sudah menjelaskan hal ini kepada keluarga Muhammad Shafa. Yang kemarin, hanya ada miss komunikasi, sehingga timbul salah paham,” ujarnya. Saat ditanya soal pecahnya benjolan dikepala, ia menjelaskan dimungkinkan lantaran dampak anastesi. Sebab, anastesi merupakan peningkatan metabolisme atau tekanan pada otak. Sehingga jika tidak kuat bisa pecah. “Bisa juga karena alergi pada anestesi. Sehingga kami perlu menekankan bahwa hal ini bukan karena pelayanan, kerana semuanya sudah melakukan yang terbaik. Termasuk juga dengan menggunakan alat-alat terbaru,” jelasnya. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: