Produsen Kerupuk Berpewarna Tekstil Disinyalir Ada di Banjarnegara

Produsen Kerupuk Berpewarna Tekstil Disinyalir Ada di Banjarnegara

Kerupuk-Berpewarna-Tekstil-Diproduksi-di-Banjarnegara BANJARNEGARA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarnegara gencar melakukan razia makanan ke pasar tradisional mapun modern. Hasilnya, kerupuk dengan zat perwarna berbahaya ditemukan di Pasar Mandiraja. Tak hanya itu, disinyalir kerupuk tersebut juga diproduksi di Banjarnegara. Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Hari Arumbinoko mengatakan dari hasil pengujian menggunakan sinar ultraviolet , sebagaian besar kerupuk di pasar tradisional Mandiraja bahan pewarna tekstil. Padahal, rhodamin atau pewarna tekstil ini cukup berbahaya jika dikonsumsi jangka panjang. “Salah satunya bisa menyebabkan penyakit kanker. Selain itu juga bisa berdampak pada kerusakan hati, ginjal dan gangguan pencernaan,” terangnya, Jumat (10/6). Untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya akan mengusut sampai ke produsen kerupuk tersebut. Sebab, berdasarkan informasi saat ini, pembuatan kerupuk berbahaya ini dari dalam kabupaten. “Untuk lokasi pasnya di mana, masih kami telusuri,” kata dia. Arumbinoko menyampaikan razia produk-produk makanan terus dilakukan selama bulan ramadan. Pasalnya, berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, banyak produk makanan yang sudah kadaluarsa namun tetap dijual. “Untuk tahun ini kami belum menemukan produk makanan yang kedaluwarsa. Namun, jika nanti ditemukan, produk tersebut langsung ditarik dari display dan dikembalikan kepada produsen,” tambahnya. Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) mengatakan, hal serupa ditemukan di pasar kota tahun 2015 lalu. Untuk penanganannya, ia meminta agar diusut sampai produsen karena membahayakan konsemen. “Kalau pedagang rata-rata tidak tau jika barang yang dijualnya itu berbahaya. Maka tindakan untuk pedagang persuasif dan barang dikembalikan ke produsen,” ujarnya. Supeno juga menambahkan, bahayanya zat pewarna tekstil pada makanan ini tidak main-main. Sebab, jika terus dikonsumsi, maka yang bersangkutan akan terkena degenerative. Untuk itu, dirinya meminta agar dinas terkait untuk terus memantau makanan-makanan baik di pasar modern maupun pasar tradisional. “Terutama salama Bulan Ramadan. Karena waktu-waktu ini karena permintaan bertambah,” pungkasnya. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: