Tanah Retak Ancam Delapan Rumah

Tanah Retak Ancam Delapan Rumah

BANJARNEGARA – Pergerakan tanah kembali terjadi di Kabupaten Banjarnegara. Kali ini terjadi di Dusun Banaran, Desa Duren RT 2 RW 3 Kecamatan Pagedongan pada Kamis (28/4) lalu. Akibat retakan tanah sepanjang 200 meter ini membuat sedikitnya 41 jiwa yang tinggal di daerah tersebut terancam. [caption id="attachment_104259" align="aligncenter" width="960"]TANAH RETAK: Pergerakan tanah terjadi di kebun singkong Dusun Banaran, Desa Duren RT 2 RW 3 Kecamatan Pagedongan pada Kamis (28/4) lalu TANAH RETAK: Pergerakan tanah terjadi di kebun singkong Dusun Banaran, Desa Duren RT 2 RW 3 Kecamatan Pagedongan pada Kamis (28/4) lalu[/caption] Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Catur Subandrio mengatakan retakan tanah yang ada di kebun singkong ini terjadi setelah turun hujan deras. Terutama, kata dia lantaran di lokasi tersebut tidak ada pepohonan besar. Sehingga membuat aliran air tidak teratur. “Yang ada hanya tanaman singkong. Sehingga aliran air hujan ini tidak teratur dan membuat tanah retak-retak,” ungkapnya, Jumat (29/4). Lebih rinci, Catur memaparkan retakan tanah yang terjadi di Desa Duren sekitar 5 cm -20 cm, sedangkan kedalamannya sekitar satu meter. Namun kondisi tanah yang miring ini mengancam warga yang tinggal di kawasan tersebut. mengingat jarak antara lokasi dengan pemukiman warga hanya sekitar 20 meter. “Retakan tanah ini memang terjadi di area yang miring. Dan kemiringannya sekitar 60 derajat. Apabila terjadi longsor, ada delapan rumah warga yang terancam,” terangnya. Sedangkan dari delapan rumah itu, Catur menyebutkan ada 10 KK dan 41 jiwa yang saat ini masih tinggal di rumah tersebut. Untuk mengantisipasi terjadi pergerakan tanah susulan, ia meminta agar warga setempat menutup retakan tanah. “Hal ini penting dilakukan, agar retakan tanah yang ada tidak meluas. Apalagi jika melihat intensitas hujan saat ini masih tinggi. Dan diperparah dengan tidak adanya pepohonan besar di kawasan itu,” ujarnya. Terpisah, Kepala Desa Duren Rasman membenarkan adanya pergerakan tanah di daerahnya. Saat ini, kata dia warga telah menutup retakan-retakan tanah guna mengantisipasi adanya retakan susulan. Hanya saja, ia menuturkan meski saat ini intensitas hujan masih tinggi, namun belum ada himbauan warga untuk mengungsi. “Akantetapi, saat turun hujan yang lebat, dari pemerintah desa mendatangi warga agar mengosonglan rumahnya. Sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tidak menimbulkan korban jiwa,” ujarnya singkat. (uje/nun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: