Ratusan Pengungsi Mulai Terserang ISPA

Ratusan Pengungsi Mulai Terserang ISPA

MADUKARA – Serangan berbagai jenis penyakit mulai dirasakan korban bencana pergerakan tanah yang masih tinggal di tempat pengungsian di Desa Clapar Kecamatan Madukara, Banjarnegara. Baru empat hari tinggal di pengungsian, sebanyak 136 warga mulai terserang penyakit. Ketua Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, sebagian besar warga terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Hal ini diketahui berdasarkan data warga yang melakukan periksa kesehatan di dokter sejak hari Jumat (25/3) lalu. “Ada 136 warga yang memeriksakan ke dokter. Memang biasa kalau terjadi bencana ini rata-rata warga terkena ISPA,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (29/3). Mengenai data warga yang mengungsi, lanjut Andri jumlahnya fluktuatif setiap harinya. Pasalnya, beberapa warga meninggalkan rumah tanpa member laporan kepada pihak BPBD. Namun demikian, pihaknya menuturkan sampai kemarin (29/3) sedikitnya ada 24 titik pengungsi longsor di Desa Clapar. “Karena banyak warga yang oindah ke tempat saudara tanpa melapor. Sehingga untuk jumlah pasti terus berubah-ubah. Sedangkan untuk induk pengungsian ada di TK Tunas Harapan, tak jauh dari lokasi longsor,” terang Andri. Sementara itu, pengungsian di TK Tunas Harapan, sejumlah pengungsi mengikuti terapi yang dilakukan petugas dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Surakarta. Hal ini dilakukan agar korban bencana longsor lebih tenang dalam menghadapi bencana yang dialaminya. Petugas RSJ Surakarta Juli Muhammad Kartiko mengatakan relaksasi pikiran penting dilakukan untuk korban bencana. Sebab, kata dia jika pikiran terus terbebani, maka akan timbul berbagai penyakit. “Selain relaksasi pikiran, juga dilakukan relaksasi badan, tangan dan kaki agar badan tetap bugar. Mengingat kondisi badan tentu sedang turun,” tuturnya. Juli menambahkan, terapi ini akan terus dilakukan kepada korban longsor beberapa hari kedepan. Mengingat saat ini kondisi tanah di Desa Clapar ini masih terus bergerak. “Ini masih merupakan terapi awal. Nanti kami melakukan terapi lagi kepada korban longsor,” imbuhnya. (uje/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: