Wanadai Pilih Terjunkan Jumantik

Wanadai Pilih Terjunkan Jumantik

[caption id="attachment_98041" align="aligncenter" width="100%"] Ilustrasi[/caption] Antisipasi DBD BANJARNEGARA Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Banjarnegara terus bertambah. Hingga awal Februari, sedikitnya ditemukan 113 kasus DBD yang tersebar dari berbagai kecamatan. Bahkan, kasus tersebut ditemukan di 20 Puskesmas dari 35 Puskesmas yang ada di Banjarnegara. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Banjarnegara, Sri Yuniarti melihat kondisi tersebut, pihaknya berencana menggandeng kepala desa (Kades) untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Terutama bagi wilayah yang ditemukan kasus DBD. Karena kasus DBD ini terjadi merata di berbagai kecamatan. Memang yang terbanyak ditemukan di Desa Wanadri Kecamatan Bawang, kata dia, Jumat (5/1). Mengenai renacana kerjasama dengan kades, Yuni mencontohkan, saat ini baru di Desa Wanadadi yang telah melakukan PSN dengan membentuk tim juru pengintai jentik (Jumantik). Tim tersebut, kata dia bertugas memeriksa jentik baik di rumah warga maupun di fasilitas umum yang dilakukan setiap minggu. Karena usia jentik sampai menetas membutuhkan 10 hari. Jadi dengan ada tim jumantik ini harapannya untuk memutus mata rantai DBD, lanjutnya Lebih jauh, ia menuturkan tim jumantik yang berasal dari kader ini berjumlah 17 orang. Sedangkan saat ditanya perihal upah dari tim jumantik tersebut dianggarkan dari dana desa di Wanadadi. Namun, Yuni mengatakan upah tersebut hanya sebagai pemicu untuk menggugah kesadaran warga. "Tujuan utamanya adalah kesadaran warga untuk memberantas sarang nyamuk. Saat ini memang menggunakan tim jumantik. Nantinya mereka dibayar Rp 100 ribu setiap bulan," katanya lagi. Dalam waktu dekat, Dinas Kesehatan bakal melakukan komunikasi dengan Kades yang warganya terkena DBD. Ia menghimbau agar, desa-desa lain mencontoh apa yang sudah dilakukan di Desa Wanadadi. Selain itu, Yuni menambahkan kebutuhan insektisida masih aman meski jadwal fogging masih terus dilakukan hingga akhir Maret mendatang. Sekretaris Dinas Kesehatan Banjarnegara Arif Suhanda menambahkan PSN melalui tim jumantik penting dilakukan. Pasalnya upaya pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti melalui fogging tidak efektif karena hanya nyamuk dewasa yang jadi sasaran. Hanya saja, pemahaman warga soal fogging masih banyak yang keliru. Padahal, untuk melakukan fogging harus ada tahapan-tahapan dulu, ujarnya singkat. (uje/nun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: