Pengembangan Bendung Banjar Cahyana Terkendala Izin
BANJARNEGARA - Pengembangan wisata Bendung Banjar Cahyana terkendala perizinan. Sehingga bangunan peninggalan zaman Pemerintah Kolonial Belanda ini selama bertahun-tahun mangkrak. Saat dibangun, bendungan tersebut bertujuan untuk menyalurkan air Sungai Serayu ke lahan pertanian warga. Sejak keberadaan Waduk Panglima Besar Jendral Sudirman (Mrica), peran Bendung Banjar Cahyana mulai dilupakan. Kini bangunan bersejarah tersebut tidak berfungsi. Penyebabnya saluran air berupa terowongannya tersumbat timbunan lumpur. Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo sebenarnya mendukung upaya revitalisasi bendungan tersebut. Selain melestarkan nilai sejarah, juga bisa menjadi obyek wisata. Hanya saja, kewenangan perizinannya bukan di kabupaten. "Bendungan tersebut merupakan yang pertama di Banjarnegara. Dulu waktu saya sekolah banyak yang berwisata ke situ," kata dia. Dan potensi wisata tersebut hingga kini masih cukup besar. Terlebih lokasinya dengan dengan Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas. Bila dibangun jembatan di atas Sungai Serayu, maka bisa menjadi satu paket wisata dengan TRMS Serulingmas. Namun selain perizinan, kendala yang dihadapi yakni menumpuknya lumpur di terowongan yang tembus Desa Jenggawur Kecamatan Banjarmangu. Lumpur hampir memenuhi seluruh badan terowongan. Namun timbunan lumpur ini bisa di sedot dengan pompa penyedot pasir. (drn/nun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: