Penyalur Tenaga Kerja Ilegal Masih Marak

Penyalur Tenaga Kerja Ilegal Masih Marak

Pencari Kerja Diminta Waspada BANJARNEGARA –Pemkab Banjarnegara meminta warga agar lebih berhati-hati saat mencari pekerjaan, terutama di luar daerah. Sebab saat ini makin marak penyalur tenaga kerja ilegal yang tidak bertanggung jawab. Kepala Bidang Pengelolaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Banjarnegara, Masrur Hadi mengatakan, untuk menyalurkan lapangan pekerjaan, salah satunya dengan program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD). Sayangnya, masih banyak masyarakat yang justru melalui penyalur tenaga kerja ilegal. “Sayangnya kami tidak mengetahui by name by address masyarakat yang memanfaatkan penyalur illegal. Meski kenyataannya hal itu (penyalur tenaga kerja ilegal) ada,” ungkapnya, Selasa (19/1) Menurut dia, jika melalui Dinsosnakertrans, ada jaminan bekerja di perusahaan yang lebih bertanggung jawab. Baik dari segi upah maupun yang lainnya. Bahkan, uang transport pun ditanggung perusahaan yang bersangkutan. “Untuk seleksi, biasanya perusahaan hanya melihat identitas dan kesungguhan dari pelamar itu. Makanya, kami minta masyarakat bertanya terlebih dahulu ke Dinsosnakertrans, jangan melalui penyalur ilegal,” ungkapnya. Berdasarkan data di tahun 2015, melalui program AKAD, Kalimantan Timur menjadi yang paling banyak dituju yakni sebesar 140 jiwa. Dalam program ini, biasanya bekerja di sektor perkebunan seperti di perkebunan sawit, karet dan lainnya. “Program ini biasanya untuk masyarakat yang usianya sudah tidak memenuhi batas maksimal di perusahaan-perusahaan. Sekitar usia 35-45 tahun,” jelasnya. Hadi mengatakan, selain AKAD juga Antar kerja local (AKL) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Pada tahun 2015, AKL yang masih dalam satu provinsi masih diburu masyarakat. Ada 3.593 jiwa di tahun 2015, sedangkan di luar provinsi 178 jiwa dan di luar negeri 629 jiwa. Menurutnya, hal ini karena kecenderungan masih ingin dekat dengan keluarga yang ditinggal. “Untuk AKL kami bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah untuk kemudian kita salurkan,”paparnya. Sedangkan untuk permintaan pekerjaan di tahun 2015, masih didominasi lulusan SMA, yakni 4689 jiwa dari jumlah keseluruhan 6661 jiwa. Yang tersalurkan baru 4.400 jiwa baik di dalam provinsi maupun sampai ke luar negeri. “Jumlah itu sudah melampui target penyaluran kami, yakni sebesar 54 persen dari jumlah pelamar pekerjaan,” pungkasnya. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: