Prihatin dan Ingin Meneliti Kondisi Tanah di Banjarnegara

Prihatin dan Ingin Meneliti Kondisi Tanah di Banjarnegara

[caption id="attachment_93578" align="aligncenter" width="100%"] Prihatin dan Ingin Meneliti Kondisi Tanah di BanjarnegaraBERPRESTASI: Asri Abidatilah, Peraih Medali Emas Olimpiade Sains Tingkat Nasional saat berada di laboratorium, kemarin(4/1)[/caption] Asri Abidatilah, Peraih Medali Emas Olimpiade Sains Tingkat Nasional Kondisi tanah Banjarnegara yang rawan bencana menjadi perhatian sendiri bagi peraih medali emas Olimpiade Sains Tingkat Nasional untuk mata pelajaran Geografi, Asri Abidatilah. Meneliti struktur tanah menjadi pekerjaan rumah baginya kelak jika sudah selesai menuntut ilmu. PUJI HARTONO, Banjarnegara Hari pertama masuk sekolah Senin (4/1), suasana gedung-gedung bertingkat di SMA Negeri 1 Banjarnegera terlihat ramai. Sekilas tidak ada yang berbeda dari sosok Asri Abidatilah. Siswi berbadan mungil dengan kaca mata tebal ini terlihat tengah sibuk memperhatikan miniatur bumi atau globe di laboratorium. Dengan suara pelan, Asri begitu ia akrab disapa menuturkan pengalamannya saat mengikuti olimpiade di Yogyakarta 18 Mei sampai 24 Mei 2015 lalu. Pada olimpiade tersebut, tuturnya kata dia diikuti 75 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Namun, hanya 30 peserta yang berhak mendapat medali. “Dari panitia menyediakan 5 medali emas, 10 perak, dan 15 perunggu. Dan saya salah satu yang mendapat medali emas,” tuturnya, Senin (4/1). Uniknya, meski dirinya mampu meraih medali emas untuk mata pelajaran geografi namun Asri merupakan anak dari jurusan IPA. Ya, siswi kelas XII IPA 4 ini mengaku tidak ada kesulitan khusus meski berbeda jurusan. Sebab, sebelum mengikuti olimpiade sains tingkat nasional, ia telah mengikuti pelatihan daerah tingkat provinsi selama satu bulan. “Untuk tahapan lombanya, ada tes tertulis, multimedia, praktek lapangan dan analisis di laboratorium,” sebut perempuan 17 tahun tersebut. Nantinya, Asri mengatakan dari 30 peserta olimpiade sains tingkat nasional tersebut akan diseleksi saat pelatihan nasional sebelum mewakili Indonesia di ajang internasional. Ketertarikan pada dunia geografi, lanjutnya yakni saat melihat berbagai bencana di Banjarnegara yang sering terjadi akhir-akhir ini. Bahkan, bencana tersebut rata-rata disebabkan kontruksi tanah. Meski saat ini siswi asal kelurahan Rejasa, Kecamatan Madukara ini belum bener menguasai bidang ilmu geografi, namun nantinya, ia ingin meneliti konstruksi tanah. Terutama terkait penyebab bencana. “Melihat banyaknya bencana yang memakan korban jiwa memang tidak bisa dipandang remeh. Harus ada perhatian khusus,” kata Asri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: