Dicekal, 7 Terduga Calon Tersangka Asabri Dibocorkan, Kerugian Capai 22 Triliun

Dicekal, 7 Terduga Calon Tersangka Asabri Dibocorkan, Kerugian Capai 22 Triliun

Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin membeberkan tujuh tersangka dugaan korupsi pengelolaan keuangan dana investasi PT Asabri periode 2021- 2019. JAKARTA - Tujuh calon tersangka kasus dugaan korupsi PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) sudah dicekal. Dugaan para tersangka tersebut bahkan telah dipublikasikan. Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Ali Mukartono mengatakan para calonn tersangka korupsi PT Asabri yang merugikan negara sekitar Rp22 triliun sudah diajukan pencekalan. Kejaksaan Agung telah mengajukan surat pencegahan ke Direktorat Jenderal Imigrasi. Sehingga mereka tidak bisa melarikan diri ke luar negeri. https://radarbanyumas.co.id/kejagung-garap-korupsi-asabri-rp-17-t/ "Sudah dicegah ke luar negeri. Sehingga calon tersangka itu tidak bepergian ke luar negeri, selama penyidik masih menangani perkara," tuturnya, Kamis (28/1). Dia juga menjelaskan bukan hanya calon tersangka yang dicegah, tetapi juga mereka yang berasal dari pihak lain. "Aturannya di Undang-Undang itu kan dicegah tidak hanya tersangka. Orang lain yang ada kaitannya juga bisa dicegah," katanya. Dalam kasus ini, menurutnya penyidik masih melakukan pendalaman terkait jumlah estimasi kerugian negara yang diterima dari dua instansi berbeda. Pertama, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyebut Rp17 triliun. Sementara, terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) disebut menaksir kerugian negara mencapai Rp22 triliun. "Bisa bertambah, tergantung cara menilainya. Kalau dari sisa rentang waktunya, memang BPK menelitinya lebih panjang daripada BPKP. Nah, kan kalau misalnya ini (BPKP) meneliti dua tahun, yang satu (BPK) meneliti tiga tahun, pasti angkanya beda dong," kata. Belum lagi, fluktuasi terhadap nilai keuangan negara yang dapat terjadi selama prses penyidikan. Fluktasi itu menurutnya dapat terjadi lantaran berbagai hal. Misalnya, harga saham. Namun demikian, Ali menyebut bahwa pihaknya akan menggunakan perhitungan versi BPK. "Fix-nya nunggu BPK dong. Tapi kan ini masih fluktuatif kan, jadi tepatnya belum, tunggu BPK," tandasnya. Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Febrie Adriansyah menyebutkan para calon tersangka akan diumumkan pada gelar perkara kasus korupsi Asabri pekan depan. "Pekan depan eksposenya," ujarnya. Dikatakannya ada tim penyidik Kejagung sudah memeriksa tujuh calon tersangka itu beberapa waktu lalu. Tim penyidik sudah punya alat bukti yang cukup untuk menetapkan mereka sebagai tersangka, setelah ada laporan perhitungan nilai kerugian negara dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Sudah kami periksa semua itu, tetapi memang belum ditetapkan (tersangka). Kami belum mau buka dulu (namanya) karena ini menyangkut kepentingan penyidik," katanya. Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin membeberkan tujuh orang itu akan ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengelolaan keuangan dana investasi PT Asabri periode 2021-2019. "Tim penyidik telah memeriksa 18 saksi, sudah 7 calon tersangka," katanya. Dia juga meneggaskan calon tersangka bisa bertambah. Sesuai dengan pemeriksaan dan pendalam yang dilakukan tim penyidik. "Dan masih dapat berkembang lagi karena masih dilakukan pendalaman. Belum dapat kami sampaikan nama-nama tersangkanya," lanjutnya. Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyebut sudah mempunyai nama yang bakal dijadikan tersangka. Dia menyebut pihak yang diduga terlibat berada di mantan direksi Asabri dan pihak swasta. "Siapa calon tersangka itu. Kalau yang terkait dengan itu ya mantan direksi 2012-2017 dan 2017-2019. Siapa? ya kira-kira beberapa inisial," katanya dalam keterangan persnya, Kamis (28/1). Dia memprediksi, ada tiga direksi yang berpotensi menjadi tersangka. Kemudian untuk pihak swasta dia menyebut berinisial BT, HH, dan JHT. Untuk orang ke tujuh dia beum bisa memprediksi. Dia pun mendesak Kejagung segera menetapkan tersangka dalam skandal Asabri ini. Jika tidak, pihaknya akan mengajukan ke tahap praperadilan. "Itu yang saya mendesak pada Kejaksaan Agung untuk segera menetapkan tersangka. Nah, seperti biasa, kalau tidak segera ditetapkan tersangka, saya akan mengajukan gugatan praperadilan," katanya. Diterangkannya, pola korupsi di PT Asabri banyak kemiripan dengan kasus korupsi PT Jiwasraya. Bahkan dia menduga, ada aliran uang di PT Asabri yang dibayar untuk kewajiban kepada Jiwasraya. "Ada dugaan uang-uang dari Asabri dipakai untuk membayar kewajiban kepada Jiwasraya, sementara Jiwasraya itu juga kan sudah menggali lubang. Nah, untuk berusaha menutupi lubangnya itu dan juga bukan menutupi aja gitu, itu sebagian juga bahkan dikeruk lagi, itu malah menggali sumur di Asabri," katanya.(gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: