Uji Klinis Vaksin Merah Putih Pertengahan 2021

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Pertengahan 2021

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memastikan, bahwa uji klinis Vaksin Merah Putih dapat dilaksanakan pada pertengahan tahun 2021. Terdapat sejumlah perguruan tinggi dan lembaga riset yang saat ini melakukan pengembangan bibit vaksin covid-19 buatan dalam negeri tersebut. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan, uji klinis Vaksin Merah Putih tahap satu paling cepat dilakukan pada pertengahan tahun ini. "Uji klinis tahap satu itu, mungkin palin cepat sekitar pertengahan tahun ini," ujar Bambang di Graha Widya Bhakti, Rabu (27/1/2021). https://radarbanyumas.co.id/jokowi-februari-giliran-masyarakat-divaksin/ Bambang menyebutkan, bahwa sudah ada enam pihak yang terdiri dari lembaga dan perguruan tinggi, sedang mengembangkan bibit vaksin covid-19 Merah Putih. Mereka yakni Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). "Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan platform yang berbeda. Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus like particle (VLP)," terangnya. Sementara UNAIR, kata Bambang, menggunakan platform adenovirus. Adapun ITB juga menggunakan adenovirus. Sedangkan UGM menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan platform protein rekombinan. "Karena mulainya berbeda-beda maka ada kemungkinan dari enam ini, ada tiga yang kemungkinan bisa segera menyelesaikan bibit vaksin untuk diserahkan kepada Biofarma. yaitu Eijkman, UI, dan UNAIR," imbuhnya. Bambang menekankan, lembaga riset dan perguruan tinggi hanya berperan dalam menemukan bibit vaksin. Proses selanjutnya dilakukan perusahaan farmasi. Artinya, setelah penemuan bibit vaksin, perusahaan farmasi melakukan purifikasi, lalu scaling up dari bibit vaksin dan uji preklinik. "Setelahnya, baru bisa melakukan uji klinis. Sebelum uji klinis pun terdapat persyaratan, antara lain harus memiliki ethical clearance hingga izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," tuturnya. Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) turut serta dalam pengembangan vaksin covid-19 Merah Putih. Di mana, UI mengembangkan empat platform vaksin, yaitu DNA, RNA, Sub-Unit Rekombinan dan Virus-Like-Particles Peneliti Utama dalam Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 UI, Budiman Bela mengatakan, dari empat platform itu, pengembangan DNA lah yang akan paling cepat selesai. Saat ini, pengembangan DNA untuk vaksin sudah masuk tahap stabilisasi dan efesiensi produk. "Kalau kita lihat vaksin DNA lebih cepat pengembangannya. Saat ini kita sudah masuk pada stabilitas dan efesiensi produksi," kata Budiman. Setelah ditemukan, kata Budiman, jika vaksin ini memiliki stabilitas yang baik, pihaknya akan melakukan preparasi uji pre-klinik dan uji klinik lanjutan. "Selanjutnya, mulai melakukan hilirisasi produk ke industri farmasi di Indonesia," pungkasnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: