PPKM Bikin Anjloknya Harga Telur di Peternak, Viral Video Telur Dibuang
JAKARTA - Peternak mengeluhkan harga telur ayam ras anjlok di bawah biaya pokok produksi di Pulau Jawa. Rendahnya serapan lantaran adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi mengatakan, minimnya serapan menyebabkan penumpukan stok di kandang. Harga telur di tingkat kadang dipatok Rp16.000 sampai Rp17.000 per kg. "Harga tersebut berada di bawah biaya produksi yang mencapai Rp19.000 sampai Rp20.000 per kilogram,'' ujarnya, kemarin (25/1). https://radarbanyumas.co.id/anggaran-kementan-dipangkas-rp-633-triliun-indonesia-terancam-kekurangan-pangan/ Musbar menyebutkan, berdasarkan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) harga telur di berbagai wilayah di Pulau Jawa per 23 Januari 2021 berkisar di Rp17.000 sampai Rp19.000 per kg. Harga ini lebih rendah dibandingkan dengan harga awal Januari yang masih di kisaran Rp19.000 sampai Rp21.000 per kg. Menurut dia, pasokan yang melimpah ini tidak bisa langsung diselesaikan dengan melakukan afkir dini pada ayam petelur. Afkir dini pada ayam layer akan sulit direalisasikan mengingat tidak bisa diserap secara optimal. “Biasanya yang menyerap warung soto, rumah makan, hanya saja selama pandemi serapan dari sana sedikit,” kata dia. Mengatasi masalah ini, Musbar, sepakat dengan langkah Kementerian Perdagangan dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Petanian dengan memasarkan telur pada pos-pos penjualan sembako di daerah yang bekerja sama dengan Divre Bulog. https://radarbanyumas.co.id/pemerintah-harus-ambil-pembelajaran-gejolak-harga-pangan-di-awal-tahun/ Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, tren harga telur ayam memang jatuh sejak akhir tahun lalu. Pada 28 Desember 2020, harga rata-rata telur ayam dipatok Rp28.250 per kilogram. Namun, Senin (25/1), harganya sudah di kisaran Rp26.950 per kg. Di beberapa wilayah, bahkan harga telur ayam jauh di bawah rata-rata nasional. Seperti, Boyolali yang mematok harga Rp19.750 dan Kediri Rp19.900 per kg. Harga itu terpaut jauh dibandingkan Bulungan, Kalimantan Utara, yang mematok harga telur ayam sebesar Rp83.450 dan Merauke Rp50.250 per kg. Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan menjamin keberlangsungan usaha peternakan rakyat. Salah satunya dengan memberikan berbagai bantuan dan pendampingan serta memperjuangkan agar harga ayam peternak rakyat membaik dan menguntungkan. "Kementan di bawah bimbingan dan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berjuang untuk kepentingan peternak rakyat. Sampai saat ini Kementan terus berjuang agar harga ayam peternak rakyat kembali membaik," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Sugiono. Sugiono menjelaskan hingga saat ini Kementan masih terus menindaklanjuti aspirasi dari para peternak. Sesuai instruksi dari Mentan pihaknya konsisten memperjuangkan kendala para peternak. Permentan No.32 tahun 2017 tentang penyediaan, peredaran dan pengawasan ayam ras serta telur konsumsi disusun untuk melindungi peternak rakyat mandiri. "Permentan 32 disusun melingkupi semua aspek. Tidak ada lagi kuota-kuota sehingga semua integrator akan mendapat bagian hilir. Jadi pemerintah hingga saat ini masih terus berjuang untuk kesejahteraan peternak. Kita secara serius konsisten menangangani aspirasi para peternak," tukasnya. Sementara itu, viral juga video viral telur dibuang berada di Magetan pada 24 Januari 2021. Pengusaha ternak ayam marah karena harga telur anjlok. Sebaliknya, harga pakan malah meroket. "Pakan semakin mahal, harga telur makin turun, makin turun. Masih dirawar (pedagang) makin murah, makin murah," ujarnya. "Daripada dibuang (jual) murah, sekali saya buang saja sekalian. Ini, sana-sana. Tambah lagi, ini sana," ujarnya. Pembuangan telur dilakukan oleh peternak asal Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur bernama Suparni atau Pitut. Setelah videonya viral dan menuai kritikan, ia pun membuat video permintaan maaf. Video permintaan maaf itu diunggah oleh akun Youtube Mbah Wo Banyu Langit pada Januari 2021. Dalam video klarifikasi itu, Suparni menjelaskan jika ia kecewa dengan harga pakan yang terus naik. Sedangkan harga telur terus turun. "Sebenarnya hal tersebut saya lakukan karena rasa kecewa di mana harga pakan naik terus sedangkan harga telur mengalami penurunan. Apabila di kemudian hari timbul permasalahan saya akan selalu koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dan saya tidak akan membuat unggahan video yang tidak semestinya. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya" ucapnya. (*/din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: