Kecelakaan Laut Kembali Terjadi di Cilacap, Perahu Tergulung Ombak Saat Mencari Lobster, Tiga Orang Selamat, S
TERBALIK: Perahu Jukung penjaring udang lobster terbalik di Jongor Pandan sebelah selatan Pulau Nusakambangan, Jumat (5/2). ISTIMEWA Kecelakaan laut kembali terjadi. Kali ini, sebuah perahu Jukung penjaring udang lobster dilaporkan terbalik setelah tergulung ombak, di Jongor Pandan sebelah selatan Pulau Nusakambangan atau di koordinat 07°43'15,27"S 108°47'30.49"E, Jumat (5/2). Pagi itu, pukul 04.30, Sunarto (43) selaku tekong, Warsono (30), Indra (22), dan Erik Supriyanto (47) semuanya asal Karangsari Desa Ujunggagak, berangkat melaut dengan tujuan sekitar Jongor Pandan sebelah selatan Pulau Nusakambangan Samudra Indonesia, dimana pasangan jaring mereka disebar. https://radarbanyumas.co.id/terhempas-ombak-perahu-nelayan-terbalik-di-selatan-nusakambangan/ Saat menarik jaring pasangannya, tiba-tiba datang ombak besar menghantam perahu yang mereka naiki, 'byar', seketika perahu pecah, tergulung dan terbawa ombak yang tinggi. Narto selaku tekong, Warsono dan Indra mencoba menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian dan sambil berteriak minta tolong kepada nelayan yang juga tidak jauh dari tempat jaring lobster pasangan mereka. Kejadian tersebut diketahui oleh nelayan lain yang juga sedang menarik jaring, yang langsung bergegas menuju lokasi perahu Narto dan kawan tergulung ombak. "Narto, Warsono dan Indra berhasil diselamatkan nelayan lain. Tetapi Erik tidak diketahui keadaannya, dan sampai saat ini belum ditemukan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap (Basarnas) I Nyoman Sidakarya kemarin. Sunarto dan kedua rekannya yang selamat langsung dilarikan ke Puskesmas Kampunglaut untuk mendapatkan perawatan. Sementara rekannya yang masih hilang, Erik, masih dalam pencarian oleh Basarnas. Basarnas setelah mendapatkan informasi tersebut, langsung menurunkan tim. Dibantu dengan unsur lain yakni Satpol Air Cilacap, Pos AL Cilacap, SAR Kampunglaut, MTA Kampunglaut, Banser dan masyarakat setempat. "Kami sudah menurutkan peralatan, berupa satu unit Rescue Car Type 1, 1 unit rubber boat, APD Covid-19, dan Alduk air lengkap," terangnya. https://radarbanyumas.co.id/nelayan-tenggelam-di-selatan-nusakambangan-ditemukan-butuh-waktu-4-jam-ke-lokasi/ Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, sebenarnya sudah diprakirakan oleh BMKG. Analisa BMKG Ahmad Yani Semarang seperti yang diteruskan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap menyebutkan, kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Selain itu didukung masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Ahmad Yani Semarang memprakirakan, dalam periode tiga hari ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah. Diantaranya Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Kebumen. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan lain sebagainya. "Dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Klimatologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo kemarin. (nas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: