Hidup Sebatang Kara, Nenek Asal Cilacap Mencopet untuk Makan di Pasar Pagi Mandiraja, Langsung Ditawari Pekerj

Hidup Sebatang Kara, Nenek Asal Cilacap Mencopet untuk Makan di Pasar Pagi Mandiraja, Langsung Ditawari Pekerj

Terduga pelaku dan korban telah dimediasi (restorative justice) dan dipertemukan di Mapolres Banjarnegara, Rabu (3/2). BANJARNEGARA - Karena kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, seorang nenek yang hidup sebatang kara mencopet untuk makan. Nenek asal Cilacap ini melakukan aksinya di Pasar Pagi Mandiraja pada Sabtu (30/1) pagi. Terduga pelaku dan korban telah dimediasi (restorative justice) dan dipertemukan di Mapolres Banjarnegara, Rabu (3/2). Terduga pelaku RN mengatakan berjualan kue, namun sedang sepi. "Dagang makanan, tapi lagi sepi. Di Pasar Majenang," jelasnya. Dagangan yang sepi ini membuatnya kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. RN tinggal sendirian di rumah. Sebab suami dan anaknya pergi merantau. https://radarbanyumas.co.id/video-emak-emak-diinterogasi-di-jalanan-viral-diamankan-warga-dibawa-ke-polsek-mandiraja/ "Anaknya satu, sudah misah. Anak saya kerja di Jakarta," ungkapnya. Korban Rasiyem mengatakan saat itu tangan pelaku masuk ke dalam tas miliknya. Saat itu, dia sempat memegang tangan pelaku. Korban sempat menegur dan memukul tangan pelaku. Mendengar teriakan korban, pelaku berusaha lari. Namun para saksi bergegas mengejar pelaku yang diduga copet dan menangkapnya. Untuk menghindari amuk massa, terduga pelaku kemudian diamankan ke Polsek Mandiraja. Dia mengatakan pelaku telah meminta maaf kepadanya dan dia menerima permintaan maaf tersebut. "Yang penting jangan dilakukan lagi," ungkapnya. Kini dia telah merelakan uangnya dan tidak melanjutkan ke proses hukum. "Saya ikhlas uang Rp 100 ribu," ungkapnya. Sebab kasihan dengan nenek tersebut. Kapolres Banjarnegara AKBP Fahmi Arifrianto mengatakan terduga pelaku yang hidup sebatang kara melakukan pencopetan karena tidak memiliki pekerjaan. Dia mengatakan terduga pelaku merupakan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Karena tidak ada pekerjaan, terduga pelaku melakukan pencopetan. "Beliau itu mencuri untuk makan," ungkapnya. Dia mengatakan kedua belah pihak telah dimediasi dan masalah ini telah selesai. Dikatakan, dalam menangani masalah ini, tidak hanya dari satu aspek saja. Namun ditinjau dari hulu ke hilir, juga dengan mempertimbangkan hati nurani. Pasca kejadian ini, korban ditawari untuk bekerja di Ponpes Alif Baa Mantrianom Banjarnegara. Selain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, sekaligus agar diberi pembinaan agama. Pengasuh Ponpes Alif Baa KH Khayatul Makky mengajak masyarakat Indonesia agar saling peduli satu sama lain. Dia mengatakan siap memberikan pekerjaan nenek tersebut. "Pondok Pesantren Alif Baa siap bersama-sama dengan nenek itu yang tidak memiliki pekerjaan apapun dan hidup sebatang kara," lanjutnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: