Dirjen IKFT Kemenperin Dukung Pertamina Kembangkan Industri Bahan Baku Obat

Dirjen IKFT Kemenperin Dukung Pertamina Kembangkan Industri Bahan Baku Obat

ISTIMEWA APRESIASI : GM Pertamina RU IV Joko Pranoto (kiri) saat menerima kunjungan Dirjen IKFT Kementerian Perindustrian RI Muhammad Khayam (kanan), Rabu (16/9). CILACAP - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia memdukung langkah PT Pertamina yang berencana mengembangkan industri bahan baku obat parasetamol dari bahan baku Benzene dan Propylene. Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian RI, Muhammad Khayam saat mengunjungi Kilang Cilacap, Rabu (16/9). Dirjen IKFT mendukung penuh segala upaya pengoptimalan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan petrokimia guna menjadi bahan baku farmasi, seperti pengembangan bahan baku obat parasetamol. "Jalinan kerja sama antara Pertamina dengan Kimia Farma yang sudah diinisiasi dalam rangka pengembangan industri bahan baku obat ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing industri kimia nasional," ujarnya. https://radarbanyumas.co.id/air-bersih-langka-pertamina-kilang-cilacap-resmikan-fasilitas-desalinasi/ Inisiatif yang dilakukan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap ini, menurut Khayam sejalan dengan arahan Presiden RI untuk terus meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional. "Sekaligus membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor farmasi, mengingat 95 persen dari total kebutuhan bahan baku farmasi Indonesia masih dipasok melalui impor," ujarnya. Apalagi di saat pandemi, berbagai upaya tengah ditempuh pemerintah demi keberlangsungan roda perekonomian di tengah kondisi pandemi Covid-19, di mana hampir semua sektor industri terkena imbas akibat pandemi. "Tapi industri farmasi masih mencatatkan kinerja positif karena didukung peningkatan dari permintaan terhadap obat-obatan atau suplemen dalam upaya menghadapi wabah Covid-19," jelasnya. General Manager PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) IV Cilacap Joko Pranoto mengatakan, sinergi pengembangan bahan baku obat ini berawal dari penjelasan dan kajian yang dilakukan Pertamina. "Dan kami telah menetapkan bahwa produk petrokimia akan menjadi lini bisnis yang dapat diandalkan di masa depan ketika terjadi transisi energi," ujarnya. Joko menambahkan, Pertamina memang mencoba mengidentifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. "Bersama Kimia Farma kami pun sudah melakukan penjajakan, bahkan telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional dan Direktur Utama Kimia Farma melalui virtual, akhir Juli lalu," katanya. Joko mengatakan Kilang Cilacap mampu memproduksi Benzene dan produk Propylene masing-masing sebanyak 120 ribu ton per tahun dan 160 ribu ton per tahun yang merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh berbentuk gas sebagai bahan baku industri petro­kimia. "Dengan angka ini kami yakin Pertamina Kilang Cilacap akan mampu menjadi salah satu penopang kebutuhan bahan baku obat," ujarnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: