Masuk Musim Kemarau, Permintaan Dropping Air Masih Nihil

Masuk Musim Kemarau, Permintaan Dropping Air Masih Nihil

ILUSTRASI Droping air di Cilacap. Dok Radar Banyumas CILACAP - Kabupaten Cilacap adalah salah satu daerah yang rawan mengalami kekeringan saat kemarau. Namun di awal kemarau kali ini, beberapa daerah belum mengajukan dropping air kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap. Hal ini diungkapkan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap, Heru Kurniawan. Sampai saat ini permintaan dropping air masih belum diterima pihaknya. Padahal, tahun sebelumnya, pada pertengahan Agustus, permintaan dropping air bersih mencapai lebih dari 150 tangki. “Mungkin karena musim kemarau ini lebih basah dari tahun lalu dan ketersediaan air masih ada, jadi masih belum mengajukan dropping,” ujarnya. Kendati demikian, pihaknya telah menyiagakan dan akan merespon cepat jika ada wilayah di Cilacap yang kekurangan air bersih. Selain itu, pemerintah daerah juga telah melakukan beberapa program untuk mengatasi kekurangan air bersih. Seperti pipanisasi untuk wilayah yang kerap dilanda krisis air bersih. "Sementara anggaran kita untuk dropping air bersih ada 500 tangki," kata dia. https://radarbanyumas.co.id/kelompok-nelayan-cilacap-meminta-prosesi-sedekah-laut-tetap-dilaksanakan/ https://radarbanyumas.co.id/masuk-musim-kemarau-cilacap-masih-diguyur-hujan/ Dari data yang dimiliki BPBD Cilacap, diprakirakan ada sekitar 105 desa di 20 kecamatan yang mengalami dampak kekeringan. Diantaranya, Kecamatan Kroya, Bantarsari, Kawunganten, Jeruklegi, Nusawungu, Karangpucung, Majenang, Sidareja, Kapung laut, Cimanggu dan lainnya. "Teknis pelaksanaan dropping masih sama, yang mengalami kekeringan harus mengajukan dulu ke kami melalui pihak desa," kata Heru. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: