Ekonomi Nelayan Makin Terpuruk

Ekonomi Nelayan Makin Terpuruk

CILACAP - Dampak covid-19 semakin menghantam perekonomian nelayan cilacap. Musim pandemi global ini, pendapatan mereka berkurang hingga 75 persen. Selain itu, dikatakan Ketua Kelompok Pandanarang Tarmuji, prosentase harga ikan juga turun 40 persen. Semisal harga ikan bawal putih ukuran 1 ons tadinya Rp 85 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 65 ribu per kilogram. Sedangkan ukuran setengah kilogram tadinya Rp 215 ribu per kilogram turun menjadi Rp 180 ribu per kilogram. "Begitu juga dengan harga udang. Namun untuk ikan layur ada peningkatan harga," kata dia. Selain itu, penurunan penghasilan nelayan juga dikarenakan macetnya ekspor ikan ke luar daerah atau luar negeri dihentikan akibat adanya Covid-19. Penghentian tersebut sudah berlangsung beberapa waktu lalu saat pasokan seperti ke China, Jepang dihentikan. Tarmuji mengatakan, biasanya dala kondisi normal nelayan mampu menghasilkan Rp 3 juta hingga 20 juta dari hasil tangkapan. "Bahkan para nelayan yang melaut tidak mendapatkan hasil saat pulang dar melaut. Mereka membawa Rp 5 juta untuk keperluan melaut namun saat pulang ke rumah hanya membawa Rp 550 ribu dari hasil tangkapan," jelasnya. Kondisi pendapatan di beberapa TPI juga turun drastis. Kini, para juragan kapal lebih memilih langsung menjual ikannya ke konsumen ketimbang melalui perantara pedagang. "TPI Pandanarang sendiri pendapatan turun 80 persen," ujarnya. Tarmuji berharap, Pemerintah Kabupaten Cilacap bisa memberikan bantuan berupa sembako kepada para nelayan. Pasalnya, hingga kini belum ada respon dari pemkab terkait keresahan para nelayan. "Bantuan sembako belum ada dari Pemkab. Baru dari TNI yang memberikan bantuan namun hanya untuk nelayan yang berdomisili di tanah TNI-AD. Kami berharap pemerintah sendiri bisa memperhatikan nelayan yang masih membutuhkan bantuan," pungkasnya. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: