Banner v.2

Berhasil Dievakuasi Setelah 24 Jam

Berhasil Dievakuasi Setelah 24 Jam

Pendaki Asal UI yang Jatuh di Gunung Slamet PURWOKERTO- Tim Search and Rescue (SAR) gabungan akhirnya berhasil menyelematkan Irfan Hidayat (19) yang terjatuh ke jurang saat mendaki Gunung Slamet, Baturraden, Senin (18/4) siang.      Mahasiwa Universitas Indonesia itu terjatuh saat turun dari Gunung Slamet pada Minggu (17/4) pagi lalu. Irfan lantas dibawa ke Posko Lapangan PMI Banyumas sekitar pukul 13.40 WIB di kawasan Wanawisata Baturraden. [caption id="attachment_102989" align="aligncenter" width="100%"]Pendaki_Irfan Mahasiswa UI yang mengalami kecelakaan saat pendakian ke Puncak Gunung Slamet via jalur Baturraden langsung dievakuasi menggunakan ambulan menuju RS DKT (Dinas Kesehatan TNI) Purwokerto untuk mendapat perawatan yang lebih intensif Pendaki_Irfan Mahasiswa UI yang mengalami kecelakaan saat pendakian ke Puncak Gunung Slamet via jalur Baturraden langsung dievakuasi menggunakan ambulan menuju RS DKT (Dinas Kesehatan TNI) Purwokerto untuk mendapat perawatan yang lebih intensif[/caption] Artinya, butuh waktu 24 jam lebih untuk mengevakuasi korban. Tim medis langsung memeriksa Irfan. Petugas kemudian membawanya ke Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma Purwokerto. Selain mengevakuasi Irfan, tim SAR gabungan juga menjemput 12 rekan korban yang ikut mendaki Gunung Slamet. Saat ditemui wartawan, salah seorang teman Irfan, Lutfi (19) mengatakan mereka baru pertama kali mendaki Gunung Slamet. "Kami teman sekampung dari Sumatra, 11 orang kuliah di UI dan dua orang kuliah di ITS," kata mahasiswa Universitas Indonesia itu serta menambahkan jika mereka berangkat untuk melakukan pendakian pada Sabtu melalui jalur Baturraden. Ia mengatakan kecelakaan tersebut terjadi saat menuruni puncak Gunung Slamet. "Waktu itu, saya berada di barisan paling depan, kemudian diikuti Noval dan Teguh. Posisi Irfan sekitar barisan nomor tujuh," kata Lutfi di posko darurat. Saat itu, Lutfi sudah mendekati batas vegetasi dan kemudian terdengar adanya teriakan jika Irfan terjatuh. "Saat itu ada teriakan dari atas dengan kemiringan sekitar 45 derajat supaya diminta untuk mencari bantuan. Tak jauh dari batas vegetasi, ada rombongan dari Yogyakarta yang akan ngecamp dan kami minta tolong untuk menghubungi bantuan terdekat," ucapnya. Dengan bantuan rombongan dari Yogyakarta, komunikasi terjadi dengan kamp dari Kaliwadas, Brebes. Lutfi melanjutkan, semua anggota rombongan berjumlah 13 orang belum ada pengalaman naik Gunung Slamet. "Ini baru kali pertama mendaki Gunung Slamet dari Baturraden," katanya. Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Candra mengatakan, jalur pendakian Gunung Slamet dari Baturraden bukan jalur resmi. "Jalur ini (Baturraden) bukan jalur resmi seperti jalur pendakian di Bambangan, Purbalingga kemudian jalur Kaliwadas, Brebes, jalur Guci, Tegal. Karena poskonya jauh dari permukiman penduduk," ungkap Ady. Petugas medis dr. Trisma Nur Indra, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, napas dan kesadaran Irfan masih bagus. Tim medis menemukan luka di kepala luar namun tidak ditemukan tanda cedera vertikal maupun cedera tulang belakang. Namun, Trisma mengatakan, hasil pemeriksaan awal tersebut harus dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan laboratorium atau radiologi di rumah sakit. Ia menduga korban terluka karena terbentur benda tumpul atau batu. “Saat pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya patah tulang,” katanya. Kakak sepupu Irfan yang menunggu proses evakuasi di posko panjcuran tujuh, Aulia Rahman (23) mengatakan, Irfan bukan anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala UI). Meskipun hobi mendaki gunung, Irfan tidak tahu dasar-dasar pendakian. “Ini merupakan pendakian kedua yang dia lakukan. Sebelumnya dia mendaki Gunung Papandayan,” kata Aulia. Dia mengetahui musibah yang dialami Irfan dari salah seorang teman kos adiknya di Depok, Jawa Barat. (ali)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: