Sidat Cilacap Tembus Pasar Jepang

Sidat Cilacap Tembus Pasar Jepang

KOLAM SIDAT : Sidat produksi petani Kecamatan Kedungreja mulai dilirik pembeli luar negeri. HARYADI NURYADIN/RADARMAS CILACAP - Sidat yang banyak dibudidayakan petan di Desa Kaliwungu Kecamatan Kedungreja, ternyata mulai dilirik pembeli dari luar negeri. Pasar terbesar adalah Jepang, Singapura dan Vietnam. Permintaan dari mereka tiap bulan bisa mencapai 5 ton sidat. "Mereka mulai melirik sidat hasil petani," ujar Pembina Koperasi Mina Sidat Bersatu, Rudi Setiono. Menurutnya, permintaan ini belum bisa dipenuhi petani setempat. Ini karena keterbatasan produksi sidat hasil budidaya. Jumlahnya masih di bawah 1 ton per bulan. Dari produksi ini, seluruhnya terserap pasar lokal. Pembeli terutama dari kota besar di Pulau Jawa dan Bali. Mereka rata-rata pemilik restoran ala jepang yang menyediakan sidat sebagai salah satu menu andalan. https://radarbanyumas.co.id/pohon-pete-jadi-mas-kawin-dua-sejoli-di-sokawera-banyumas/ https://radarbanyumas.co.id/khawatir-corona-seri-pembuka-motogp-qatar-batal/ https://radarbanyumas.co.id/menular-lewat-cairan-masker-bukan-alat-pencegah-corona/ "Kita jual ke pembeli di Jakarta dan Bali. Permintaan mereka sangat besar," katanya. Ditambahkannya, pangsa pasar sidat di Indonesia maupun luar negeri sangat besar. Selain itu potensinya juga terbuka luas. Hingga Desa Kaliwungu sebagai sentra penghasil sidat di Cilacap, masih sangat mungkin dikembangkan lagi. Daya tarik utama bagi para petani adalah harga dan keuntungan yang besar. 1 kg sidat harganya mencapai Rp 150 ribu. Jika dikurangi dengan biaya produksi, masih ada marjin keuntungan yang sangat besar. "Dengan harga segitu, petani tetap untung besar," tandasnya. (har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: