Cuaca Buruk Nelayan Pilih Alih Profesi

Cuaca Buruk Nelayan Pilih Alih Profesi

Kapal nelayan bersandar CILACAP - Hasil tangkapan ikan nelayan turun drastis. Kondisi itu jelas sangat berpengaruh pada pendapatan mereka. Tak hanya nelayan, TPI Jetis pun terdampak. Ketua Nelayan Jetis Kecamatan Nusawungu Marimun Mariyogi mengatakan, faktor cuaca akhir-akhir ini sangat buruk menjadi pemicu utama. Tak hanya angin kencang, hujan kilat dan gelombang tinggi juga mengancam nelayan. "Faktor cuaca biasanya bulan Januari-Maret pendapatan berkurang. Jika pada musim ramai TPI Jetis bisa mendapatkan Rp 200 juta per hari. Kini hanya Rp 50 juta per harinya," kata dia. Selain itu, banyak nelayan yang beralih profesi. Menurut dia, hanya 30 nelayan yang berani melaut, padahal saat cuaca baik, lebih dari 150 nelayan turun ke laut untuk mencari tangkapan. "Sekarang nelayan hanya bisa mendapatkan satu kuintal ikan, itupun tidak semuanya. Kalau saat cuaca baik, rata-rata satu kapan nelayan bisa mendapatkan 1,5 kuintal," ujarnya. Kondisi tersebut juga terjadi di wilayah Cilacap Selatan. Ketua TPI Pandanarang, Tarmuji mengatakan, musim yang belum stabil menyebabkan hasil tangkapan nelayan yang belum maksimal. Terutama untuk beberapa tangkapan seperti ikan layur dan udang. "Paling hasil tangkapan hanya mencapai 2 kuintal saja," kata dia. Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Cilacap Rendi Krisnawan mengatakan, sampai tanggal 22 Februari mendatang, perairan Cilacap berpotensi gelombang tinggi hingga 4 meter. "Gelombang di Perairan Cilacap 2,5 - 4 meter, makasimum 4 meter. Harap diwaspadai aktivitas di laut khususnya kapal-kapal kecil," kata dia. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: