Demam, Batuk dan Pilek, Anak TKA PLTU Karangkandri Diisolasi

Demam, Batuk dan Pilek, Anak TKA PLTU Karangkandri Diisolasi

NASRULLOH/RADARMAS PEMERIKSAAN : Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dan KKP melakukan pemeriksaan kepada warga China di sebuah hotel di Cilacap, Senin (27/1). Petugas medis dari Dinkes dan KKP Cilacap keluar dari hotel setelah melakukan pemeriksaan. CILACAP - Anak seorang Tenaga Kerja Asing (TKA) PLTU Cilacap asal China, LS (29), berjenis kelamin perempuan dilaporkan mengalami demam, batuk, pilek, dan lemas yang dirasakan sejak Minggu (26/1). LS ke Cilacap dalam rangka kunjungan mengikuti ayahnya yang bekerja di PLTU Karangkandri Cilacap. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi mengatakan, setelah mendapatkan laporan dari karyawan PLTU terkait anggota TKA China yang demam, pihaknya langsung menerjunkan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Tim Epidemiologi, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap untuk melakukan investigasi. Hasil investigasi menyebutkan, pada Sabtu (28/12) ayah LS cuti pulang ke Wuhan, China. Dan 24 hari kemudian atau Selasa (21/1), TKA tersebut mengajak istrinya ke Indonesia. Sedangkan anaknya, LS, berangkat dari Shanghai dan janjian untuk bertemu dengan orangtuanya di Bandara Soekarno Hatta (Soeta) Tangerang, Banten. Dari Bandara Soeta, mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta ke Purwokerto. Sesampai di Purwokerto pada Rabu (22/1), mereka dijemput driver perusahaan untuk kemudian diantar ke hotel di Cilacap. Empat hari kemudian, Minggu (26/1), LS mengeluh merasa demam, batuk, pilek, dan lemas. "Yang bersangkutan sudah minum antibiotik dan obat batuk mix," ujarnya. Pada Senin (27/1), kondisi LS sudah membaik dan suhu tubuhnya 36,5 derajat. Tetapi masih sedikit batuk, pilek, dan sedikit lemas. Untuk mengantisipasi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan RS Margono Purwokerto sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien yang terinfeksi penyakit menular. Margono sudah menyiapkan tempat, dan siap menerima pasien tersebut. "Pukul 15.00 kita memberangkatkan pasien tersebut ke RS Margono," imbuhnya. Meski demikian, pihaknya belum bisa memvonis kalau pasien tersebut terinfeksi virus corona. "Suspect juga belum, baru gejala. Itu kan gejala infeksi saluran nafas. Kita belum bisa menyebutkan itu apa. Yang jelas ini adanya gejala infeksi saluran nafas," imbuhnya. Menurutnya, pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi karena ada riwayat perjalanan dari China. Meski yang mendapatkan gejala berangkat dari Shanghai bukan dari Wuhan, di mana virus corona berasal. "Pasti nanti akan diisolasi kalau sudah ditangani RS rujukan," jelasnya. Mengantisipasi penyebaran virus corona, Pramesti sudah melakukan koordinasi dengan PLTU, sebagai perusahaan yang memperkerjakan cukup banyak TKA terutama dari China. "Kita sudah kontak PLTU dan meminta data TKA di sana yang dalam waktu dekat ada melakukan perjalanan ke China. Maupun ada kontak dengan keluarga di China," katanya. Diakui, pihaknya sudah mendapatkan sejumlah data. Dan menemukan sejumlah TKA PLTU yang baru pulang cuti dari China pada Desember lalu. Diantaranya dari Wuhan. "Nanti kita akan tindaklanjuti, siapa saja nama-namanya. Kemudian kita akan periksa dan investasi lebih lanjut TKA yang baru pulang atau ada kontak dengan keluarganya di China. Wuhan terutama," tandasnya. (nas/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: