Perahu Terbalik, Tiga Nelayan Cilacap Tewas Tenggelam
ISTIMEWA EVAKUASI : Tim Sar berhasil menemukan ke tiga korban laka laut. CILACAP - Tiga orang nelayan Cilacap ditemukan meninggal tenggelam di perairan Selatan Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Sabtu (23/11). Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono mengatakan mulanya tiga nelayan tersebut berangkat untuk mencari ikan di perairan Adipala. Mereka berangkat menggunakan perahu jukung katir dengan nama perahu Geger 01 dan melaut pada Jumat (22/11) sekira pukul 15.00 WIB. "Jadi berdasarkan informasi warga Bunton, mereka menemukan perahu tanpa awak sekitar pukul 19.00 WIB. Kondisi mesin masih menempel," kata dia. Perahu tersebut langsung ditepikan oleh warga sekitar. Waktu ditemukan perahu tersebut dalam kondisi terbalik, bambu pegangan patah dan bagian belakang robek. Pihaknya langsung crosscheck ke nelayan yang ada di Cilacap untuk mengetahui siapa pemiliknya. "Ternyata benar perahu tersebut milik Pak Tukimin, yang berangkat melaut pada hari Jum'at sekitar pukul 15.00 WIB bersama ke dua awaknya," ujarnya. Mulwahyono mengatakan, satu tim SAR Cilacap langsung melakukan koordinasi dan pemantauan. Pada hari Sabtu (22/11), sekitar pukul 01.30 WIB, satu korban atas nama Solihin (30) berhasil ditemukan di Pantai Cemara Sewu Adipala. Tubuh korban ditemukan kurang lebih 300 meter ke Timur dari posisi perahu korban. Tim SAR gabungan dibantu keluarga korban terus melakukan penyisiran. Tak berselang lama dari ditemukannya korban pertama. Tim SAR berhasil menemukan korban ke dua, pada pukul 04.30 WIB. Korban tersebut diyakini adalah pemilik perahu, Tukimin (65) warga Kelurahan Tambakreja, Cilacap Selatan. "Posisi Tukimin ditemukan sudah minggir, mungkin karena terseret ombak. Sesuai permintaan keluarga, kita bawa langsung ke rumah duka," jelas Mulwahyono. Pencarian terus berlanjut, Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban ketiga, Satimin (40) dalam kondisi mengapung di antara gulungan ombak pada pukul 14.30 WIB. "Kita evakuasi menggunakan tali, karena kondisi gelombang cukup tinggi. Korban ditemukan 200 meter ke Barat dari titik perahu ditemukan," kata dia. Kecelakaan laut tersebut diduga lantaran, Tukimin dan ke dua awaknya pada saat mencari ikan terlalu mendekati ombak yang tinggi. Pasalnya, pada jam-jam setelah magrib, kondisi gelombang cukup tinggi, sekitar 1-2 meter. "Jam-jam segitu bisanya sedang narik hasil tangkapan. Waktu narik tangakapan kan berat, mungkin keseimbangan terabaikan, korban terpental," ujarnya. Mulwahyono menyayangkan, ketiga korban tidak menggunakan alat keselamatan saat melaut. "Seumpama membawa alat keselamatan kemungkinan selamat besar," pungkasnya. (ray)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: