Cegah Bulliying Lewat Sekolah Ramah Anak
DEKLARASI : Para siswa menandatangani deklarasi sekolah ramah anak, Senin (29/4) kemarin. RAYKADIAH/RADARMAS CILACAP- Kasus kekerasan dan bullying didominasi oleh anak-anak. Dari data yang dihimpun melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (KB PPPA) Kabupaten Cilacap , di tahun 2018 terdapat 94 kasus dan 119 korban kekerasan terhadap anak. Sedikitnya 88 korban didominasi oleh kalangan anak-anak. Pada triwulan pertama 2019 terdapat 17 kasus. Mirisnya, 14 korban juga didominasi oleh kalangan anak-anak. Kasus tersebut membuat keprihatinan berbagai pihak. Salah satunya SMP Pius Cilacap yang gencar melakukan sosialisasi guna menekan angka tindak bullying di Kabupaten Cilacap, khususnya bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Kepala SMP Pius Cilacap, C Budi Setyawan mengatakan, lingkungan pendidikan sudah sepantasnya memberikan pembelajaran dan pengelolaan sekolah ini menjadikan anak nyaman, aman, menyenangkan dan menyehatkan. "Kita ingin memberikan hak-hak bagi peserta didik yang bebas dari pembulliyan dan ancaman kekerasan fisik maupun non fisik. Serta hidup di lingkungan bersih dan nyaman tanpa membeda-bedakan status apapun," ungkapnya usai pendeklarasian sekolah ramah anak, Senin (29/4) kemarin. Dia menjelaskan, sekolah ramah anak ini terjemahan dari pendidikan keluarga. Sehingga semua bisa mengawasi, berkoordinasi, mengevaluasi serta mencari solusi secara kearifan lokal. "Untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus diawali dengan peningkatan pola didik yang baik. Meningkatkan kualitas pendidikan kita memulai dari sosialisasi saat orientasi, bahwa sekolah ini bebas dari bullying, wali kelas, guru dan lainnya turut serta dalam penerapan ini," jelasnya. Dia mengatakan, jika nantinya ditemukan pelanggaran, pihaknya secara tegas bakal menindaklanjutinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Salah satu siswa, Jefri Kurniawan mengatakan, di sekolahnya peran seorang guru tidak hanya sebatas tenaga pendidik, namun sebagai pelindung dan tempat untuk berkeluh kesah dengan para murid. "Kami berharap kondisi ini akan terus berlanjut dimasa mendatang. Sehingga murid semakin nyaman dan terpacu untuk berprestasi dalam dunia pendidikan. Guru di sini tidak sebatas sebagai pengajar tapi menjadi contoh dan sudah seperti teman sendiri. Kalau disini selama ini tidak ada tindak kekerasan atau bulliying," ujarnya. (ray/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: